Perlu Strategi Baru Dalam Pengembangan Pariwisata di Danau Toba

Perlu Strategi Baru Dalam Pengembangan Pariwisata di Danau Toba

ajax loader

Sebuah seminar pariwisata Danau Toba digelar dalam bagian kegiatan misi penjualan destinasi prioritas di Ciputra World Mall Surabaya pada hari Sabtu, 15 September 2018. Dengan tajuk “ Strategi Baru Pengembangan Pariwisata Prioritas Danau Toba”, diharapkan akan mendapatkan penjabaran masalah dan masukan serta saran solusi mengenai upaya pengembangan pariwisata di Danau Toba.

Hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut; Direktur Destinasi Badan Otorita Danau Toba (BODT) Mochamad Tata Syafaat, Ketua Asita Sumatera Utara Solahuddin Nasution, Wakil Presiden Regional 3 Garuda Indonesia Asa Prakasa, dan Ketua Jurusan Pariwisata Universitas Ciputra, IDG Satrya Widya Dutha serta dimoderatori oleh Hadoyo.10

Seminar diawali dengan penjelasan Mochamad  Tata Syafaat tentang BODT. BODT dibentuk oleh presiden Joko Widodo sejak tahun 2016, mempunyai fungsi utama melakukan koordinasi dengan berbagai pihak baik pemerintahan dan swasta dalam pengembangan pembangunan di Danau Toba, serta melakukan promosi berbaga potensi yang ada dikawasan Danau Toba termasuk Investasi dan pariwisata.

Pengembangan di kawasan Danau Toba telah  banyak dicapai. Mulai dari pengembangan bandara Silangit menjadi bandara internasional. Kini Malido Air dan Air Asia telah memiliki jadwal terbang dari Malaysia ke Danau Toba.

Selain itu juga ditingkatkan fasilitas infratruktur seperti jalan tol yang terus dibangun dari Kota Medan ke Kota Parapat yang akan mempersingkat waktu tempuh ke kawasan Danau Toba. Selain itu juga ditingkatkan fasilitas kapal feri untuk melintas Danau Toba ke Pulau Samosir dan pengembangan jalur kereta api mendekati kawasan Danau Toba.Tak cuma itu, ada juga perhelatan budaya dan olahraga untuk menggairahkan kegiatan pariwisata melalui kedua bidang tersebut.

Tidak hanya berupa pembangunan fisik tetapi juga pembangunan sumber daya manusia, terutama di bidang pariwisata. BODT telah memberikan bea siswa kepada 26 anak muda di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, supaya memiliki ketrampilan dalam bidang hospitality dan dapat mengembangkan kegiatan kepariwisataaan di Kawasan Danau Toba.

Memang kendala yang terjadi saat ini adalah kendala aksesibilitas. Garuda Indonesia saat ini masih kekurangan rute ke kawasan Danau Toba. Asa Prakasa mengakui bahwa belum adanya penerbangan langsung Surabaya – Medan atau Surabaya – Silangit. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan bisnis dan efisiensi  penerbangan Garuda Indonesia. Namun tidak tertutup kemungkinan akan dikembangkan penerbangan dengan rute tersebut di masa mendatang.

Hal tersebut juga menjadi kendala untuk biro perjalanan untuk membuat paket-paket yang murah untuk berwisata ke Danau Toba. Kalangan agen perjalanan di Sumatera Utara berharap hal ini dapat dipertimbangkan  tidak hanya oleh Garuda Indonesia, tetapi juga maskapai penerbangan lain dapat melihat peluang ini.

Dari sisi wisatawan, ADG Satrya mengungkapkan bahwa pasar kaum milenial, yang merupakan generasi muda  belum diperhatikan secara utuh. Kaum milenial tidak hanya perlu disediakan aspek aktifitas seperti soal aksesibilitas, atraksi dan amenitis, tetapi lebih dari itu, yaitu aspek eksistensi dan teknologi.  Kamu Milenial membutuhkan pengakuan eksistensinya melalu media sosial di dunia maya sehingga aspek teknologi terutama fasilitas internet sangat penting.9

Para pembuat kebijakan dan penggiat industri pariwisata perlu memakai “kacamata kaum milenial” untuk memahami kebutuhan mereka. “Salah satunya dengan promosi tidak lagi di ranah konvensional seperti media cetak dan televisi, tetapi juga perlu merambah media sosial yang menjadi andalan kaum anak muda jalan sekarang, “ ujar IDG Satyra.

Terakhir, Solahuddin Nasution membahas aspek infrastruktur di kawasan Danau Toba. Sosok yang memulai karirnya sebagai pemandu wisata ini menjelaskan bahwa Danau Toba masih menjadi bagian dari multi destination, dan belum menjadi single destination. Artinya banyak paket-paket wisata yang tidak hanya menjadikan Danau Toba sebagai tujuan utama, tetapi disandingkan dengan destinasi lain seperti Parapat dan Brastagi. Oleh sebab itu perlu diperhatikan kondisi jalan di Danau Toba dan Kota lain yang menjadi bagian dari destinasi para wisatawan.

Selain itu obyek wisata dan fasilitas umum perlu peningkatan. Kondisi WC umum dan obyek wisata yang bersih serta menarik juga perlu ditingkatkan. Kawasan Danau Toba juga perlu memiliki branding, padahal branding diperlukan untuk peningkatkan kesadaran masyarakat umum akan kawasan Danau Toba.“ Selain itu paket wisata di Danau Toba juga jangan monoton tetapi perlu inovasi”, ujar Solahuddin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *