“Universe Behind The Doors”, Pameran Seni Rupa di Kamar Hotel

“Universe Behind The Doors”, Pameran Seni Rupa di Kamar Hotel

ajax loader

Jika pameran seni rupa biasa dilakukan di ruang gallery, lain halnya dengan pameran yang bertajuk “Universe Behind The Doors”. Pameran yang satu ini justru dipameran di tempat yang tidak biasa, yaitu kamar hotel.

“Universe Behind The Doors” adalah pameran seni rupa kontemporer yang  diselenggarakan di dalam kamar hotel ARTOTEL Thamrin – Jakarta, sebagai hasil kolaborasi antara  ARTOTEL Indonesia dengan Art Dept Id, dan didukung oleh Generation-G.

Pameran di dalam kamar dibuka untuk umum pada tanggal 22 – 23 Oktober 2016, dan selanjutnya pameran dilakukan di ARTSPACE, lantai Mezanine, pada tanggal 24 Oktober – 20 November 2016.

Pameran ini melibatkan 26 seniman muda kontemporer Indonesia, 5 pasang host, dan diselenggarakan  di 5 kamar hotel ARTOTEL Thamrin – Jakarta yang berada di lantai Mezanine. Host yang berpartisipasi pada pameran ini adalah beberapa Public Figure dari berbagai macam profesi yang memiliki minat yang sama pada seni rupa.

26 seniman yang terlibat pada pameran ini terdiri dari 5 – 6 seniman muda yang dikelompokkan dalam satu konsep seni untuk ditampilkan dalam satu kamar hotel. Para seniman muda ini diseleksi  oleh kurator Sally Texania bersama dengan team Art Dept Id.

Amalia Wirjono selaku pendiri Art Dept Id menjelaskan, bahwa sebagai visi utama Art Dept Id, yaitu memperkenalkan tahap mengkoleksi benda seni secara dini, Universe Behind The Doors dapat mendekatkan jarak antara karya seni dengan audiens baru.

Berikut ini adalah konsep karya seni dan kelompok seniman yang berkolaborasi dengan host-nya masing-masing disetiap kamar:

room-2

  1. Dian Sastrowardoyo & Maulana Indraguna, artis film dan pasangannya, berkolaborasi dengan 5 seniman muda untuk menampilkan karya seni di kamar pertama. Kamar ini hadir sebagai sebuah ruang seni bernafas urban, di mana Adi Stereoflow, Bayu Widodo, Muchlis ‘Muklay’, Muhammad Vilhamy, dan Erwin Windu mengusung karya seni mereka yang menggunakan idiom maupun ekstraksi yang berbeda-beda dari ‘visual jalanan’.

 

 

  1. Diaz Parzada & Wilsen Willim, yang berprofesi sebagai pengamat seni dan fashion, berkolaborasi dengan para seniman di kamar kedua. Seni yang diisi pada kamar kedua ini dipenuhi oleh para perupa yang sebagian besar pengkaryaanya terjadi di Jakarta dan dikenal karena telah lama berjibaku dengan kemampuan meleburkan kesenian ke dalam pekerjaan ‘harian’nya. Aditya Pratama, Deya Ayu, Puji Lestari, Sarita Ibnoe dan Kendra Ahimsa, menunjukkan kekhasannya melalui media yang pernah dianggap sekunder, yaitu seni ilustrasi dan craft-based.

 

 

 

  1. Adhika maxi & Karen Carlotta, pasangan Chef pemilik Union Brasserie mendapatkan kamar ketiga, yang dipenuhi oleh para seniman yang memiliki room-3kecenderungan menghabiskan mayoritas proses kreasinya di dalam studio. Sekarputri, R. Yuki Agriardi, Antonio Sinaga, Tara Astari, dan Argya Dhyaksa menggunakan kode visual yang dengan sengaja diulang serta melakukan pendalaman pengelolaan terhadap media tertentu.

 

 

room-4

  1. Andien Aisyah & Ippe Wahyudi, musisi Jazz dan pasangannya menempati kamar keempat. Mewakili text-text kekinian, kamar keempat memuat karya dengan perhatian khusus pada pengelolaan media baru. Ruang keempat menghadirkan karya dari Fluxcup, Narpati Awangga ‘Oomleo’, The Secret Agents, Faisal Rahman ‘Icaldis’, dan Nurrahmat Widyasena ‘Ito’ sebagai bentuk respon ‘nakal’ mereka terhadap isu budaya dan teknologi yang tengah berkembang.

 

  1. Leonard Theosabrata & Irene Yuliana, pendiri bengkel kreatif Indoestri dan pasangannya mendapatkan kamar kelima, antara lain Evelyn Pritt, Zia Fauziana, Endira F Julianda, Patriot Mukmin, Iabadiou Piko, dan Rega Ayundya Putri. Konsep seni yang digunakan pada kamar ini , menggunakan nuansa hitam dan putih yang menjadi elemen paling dasar dalam membuat ilusi  terang dan gelap, mengelola komposisi visual dengan keterbatasan dua warna tersebut.

room5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *