Kemenparekraf Sosialisasikan Protokol Kesehatan Wisata Selam

Kemenparekraf Sosialisasikan Protokol Kesehatan Wisata Selam

ajax loader

Indonesia yang menjadi bagian dari Segitiga Terumbu Karang duna sudah dikenal sebagai surganya kegiatan menyelam. Namun ditengah pandemi ini, kegiatan wisata menyelam terpaksa berhenti, termasuk di Sulawesi Utara.

Pada akhir Maret 2020, Taman Nasional Bunaken ditutup sementara. Hingga akhirnya digulirkannya masa New Normal, awal September 2020 Bunaken kembali menerima wisatawan. Industri wisata alam bawah air kembali bergeliat di Sulawesi Utara, namun bagaimana dengan standar protokol kesehatan dalam wisata menyelam, agar wisatawan dan pelaku usaha wisata dapat merasa aman dan nyaman?

Untuk itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengadakan sosialisasi panduan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) bagi para pelaku usaha wisata selam, khususnya di Sulawesi Utara yang selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi andalan wisata minat khusus menyelam.

Acara sosialisasi penduan protokol kesehatan wisata selam berbasisi CHSE ini diadakan di Hotel Novotel Manado Golf Resort & Convention Center, Manado, Jumat, 2 oktober 2020. Sebanyak 50 peserta datang dari kalangan pelaku usaha wisata selam di Sulawesi Utara.

Hadir dalam kegiatan ini Staf Khusus Menteri Bidang Digital dan Industri Kreatif, Ricky Yoseph Pesik, didampingi Kepada Dinas Pariwisata Sulawesi Utara Henry Kaitjily, Pjs Kepada Balai Taman nasional DR Farianna Prambandari, Daniel Abimanyu Carnadie dan Bayu Wardoyo sebagai perwakilan tim penyusun CHSE Kemenparekraf.

Protokol kesehatan berbasis CHSE memiliki peranan penting untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata, terutama di bidang wisata minat khusus. Selain itu, penerapan protokol kesehatan berbasis Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan dan Kelestarian Lingkungan (CHSE) merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kepercayaan wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru.

“Dengan meningkatnya kepercayaan wisatawan, maka sektor pariwisata bidang wisata minat khusus bisa bangkit kembali,” ujar Ricky Yoseph Pesik dalam sambutannya. Ricky berharap melalui panduan ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh industri wisata selam dalam menyelenggarakan usaha wisata selam yang sesuai dengan protokol kesehatan berbasis CHSE.

Farianna Prambandari menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk dengan pihak operator, TNI Polri dan Basarnas dalam penerapan protokol kesehatan berkoordinasi dengan pihak Dinas Pariwisata Sulawesi Utara. “ Salah satunya dengan menetapkan kapasitas perahu harus 50% dari kapasitas normal”, katanya.

Buku panduan CHSE wisata selam ini tidak hanya berisikan panduan wisata selam mulai dari penjemputan wisatawan ke dermaga hingga kegiatan menyelam tetapi juga soal pengelolaan tempat usaha, hingga perawatan peralatan selam. Buku ini dapat diunduh melalui

https://www.kemenparekraf.go.id/asset_admin/assets/uploads/media/pdf/media_1601623587_Handbook_Selam.pdf

Dalam penerapan protokol kesehatan wisata selam ini Kemenparekraf juga bekerjasama dengan Dive Alert Network (DAN) yaitu perusahaan global yang mengurusi jaminan kesehatan dan keamanan kegiatan selam. Dalam keadaan dawat darurat saat kegiatan wisata selam dapat menghubungi nomor perwakilannya di Indonesia +62 021 50858719.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *