Gebyar Pesona Budaya Garut Kembalikan Pesona Swiss van Java

Gebyar Pesona Budaya Garut Kembalikan Pesona Swiss van Java

ajax loader

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi gelaran event Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) 2018 yang disambut meriah oleh masyarakat dan wisatawan. Momentum ini bisa mengembalikan bahkan meningkatkan popularitas Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang dahulu pernah dikenal dengan sebutuan ‘Switzerland van Java’.

Komitmen kuat dari Bupati atau sebagai CEO (Chief Executives Officer) sebagai kunci kesuksesan. “Karena 50% keberhasilan dalam mengembangkan pariwisata di suatu daerah sangat tergantung dari CEO commitment itu,” kata Menpar Arief Yahya menjawab pertanyaan wartawan seusai membuka event Gebyar Pesona Budaya Garut (GPBG) 2018 di lapangan Ciateul di Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kamis (22/2/2018).

Menpar Arief Yahya didampingi Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah, dan  Pjs Bupati Garut Koesmayadi pada kesempatan itu menjelaskan, bahwa sudah banyak daerah yang dahulu sektor pariwisata belum berkembang dan tidak dikenal, dengan adanya CEO commitment Bupati dan didukung seluruh komponen dalam kekuatan Pentahelix (akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media), disertai semangat incorporated  berhasil menjadikan pariwisata dikenal ke mancanegara, sekaligus menjadi sumber penggerak ekonomi utama daerah.

“Ini sudah dibuktikan oleh Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai salah satu kabupaten yang kini menjadi destinasi pariwisata kelas dunia, dan berhasil menjadikan pariwisata sebagai sektor andalan dalam mensejahterakan masyarakat,” kata Arief Yahya.

Menpar mengatakan Garut pernah dijuluki sebagai Switzerland van Java, namun kini dalam perkembangan, kabupaten ini dikenal melalui produk oleh-oleh yaitu  ‘Dodol Garut’  dan juga kambing Garut, serta produk kerajinan kulit (jaket, tas, dan asoseries), “Sebagian masyarakat Garut juga dikenal keahliannya dalam usaha cukur rambut (babershop), semua ini merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk mengangkat pariwisata Garut,” kata Arief Yahya.

Hal senada disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ferdiansyah, sebagai putra Garut. “Hampir 80% wilayah Kabupaten Garut ini adalah daerah konservasi, sehingga pilihan yang paling tepat untuk memajukan daerah ini adalah melalui sektor pariwisata dan budaya atau ekonomi kreatif,” katanya.

Menurut Ferdiansyah, bahwa pariwisata sudah teruji sebagai sektor yang mampu menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar tanpa harus merusak lingkungan  karena prinsip dalam mengembangkan pariwisata adalah harus berkelanjutan (sustainable tourism).

Penyelenggaraan even GPBG 2018 bersamaan merayakan Hari Jadi Kabupaten Garut ke–205, dan berlangsung pada 20-27 Februari 2018 ini  dijadikan sebagai momentum untuk mempromosikan potensi pariwisata Garut.  Even GPBG  2018  masuk dalam 100 Calender of Event (CoE) Nasional yang digelar sepanjang tahun 2018 untuk mendatangkan 17 juta wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia maupun menggerakan 270 juta wisatawan nusantara (wisnus) di Tanah Air sebagai target pariwisata tahun ini.

Kehadiran Menpar Arief Yahya dalam acara pembukaan GPBG  2018 memperoleh sambutan antusias. Menpar bersama rombongan diarak dengan naik delman menuju lokasi puncak acara, didampingi Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman, Pjs Bupati Garut Koesmayadi, serta para perwakilan Duta Besar dari berbagai negara sahabat yaitu Afghanistan, Uzbekistan, Iran, serta Malaysia yang diwakili  oleh Direktur Pariwisata.

One thought on “Gebyar Pesona Budaya Garut Kembalikan Pesona Swiss van Java

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *