Kabupaten Bangli Gelar Festival Kintamani dengan Tema Geo Park Batur

Kabupaten Bangli Gelar Festival Kintamani dengan Tema Geo Park Batur

ajax loader

Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan pemerintah daerah Kabupaten Bangli menyelenggarakan Festival Kintamani untuk pertama kalinya. Festival yang digelar di halaman Museum Geo Park Batur ini berlangsung mulai 12 hingga 15 November 2015.

Hari Jumat, 13 November pagi, diadakan pembukaan secara resmi festival ini. Hadir dalam acara pembukaan, Sri Rahayu Budiarti, Staf ahli Menteri Pariwisata, Pejabat Plt. Bupati Bangli, Beserta jajaran pemda Kab, Bangli dan tokoh-tokoh adat dan budaya setempat.

pawai2

Dalam sambutannya, Kadisbudpar Kab.Bangli Wayan Adyana menjelaskan bahwa festival ini mengambil tema :”Menggali potensi keragaman budaya(cultural diversity) dan kekayaaan keanekaragaman hayati (biodiversity) demi keberlangsungan Batur Global Geopark”.

Festival ini diawali oleh seminar sehari tentang Batur Geopark pada hari pertama, dilanjutkan dengan peresmian secara resmi festival ini pada hari kedua yang diisi dengan pameran kerajinan dari UKM setempat dan pameran museum Batur Geopark, yang disusul dengan pawai budaya yang diikuti oleh sanggar-sanggar seni se-Kab.Bangli. Hari ketiga dan keempat akan diisi oleh pertunjukkan seni dan budaya setempat, seperti Joget Bubung dan Calonrang.

Ibu Sri Rahayu yang mewakili Menteri Pariwisata Arief Yahya mengemukakan bahwa dengan adanya Festival Kintamani, akan semakin dapat menggerakan pembangunan kepariwisataan di Kab. Bangli, dengan melestarikan lingkungan, alam dan budaya serta keragaman masyarakatnya.

peresmian

“ Bangli telah memiliki Gunung dan Danau Batur sebagai kawasan Geopark yang telah diakui UNESCO dan masuk dalam 89 jaringan Global Geopark, apalagi didukung dengan kebijakan pemerintah mengenai Bebas Visa Kunjungan untuk 90 negara, Bangli harus siap dengan arus kedatangan wisatawan tahun depan, “ ujar Sri Rahayu.

Tampaknya Festival Kintamani ini masih perlu banyak pembenahan. Terlihat dari antusias masyarakat yang datang, hanya berasal dari kalangan lokal saja, belum meluas ke penjuru Bali, atau nasioal, atau bahkan internasional. Tampaknya perlu pengemasan kegiatan acara yang lebih matang, apalagi dengan adanya potensi wisata Geo Park yang diusung dalam tema festival ini. Dan tentunya lagi promosi yang gencar dari berbagai media. Baik media ruang, seperti baliho – baliho di kota besar sekitar Bali, promosi di media massa maupun melalui media sosial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *