Kemenparekraf Siapkan Langkah Strategis Atasi Krisis Industri Parekraf Akibat Wabah Covig-19

Kemenparekraf Siapkan Langkah Strategis Atasi Krisis Industri Parekraf Akibat Wabah Covig-19

ajax loader

Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi salah satu sektor yang terpuruk akbiat wabah virus Covig-19. Saat ini berbagai destinasi wisata ditutup dan transportasi darat laut dan udara juga dibatasi. Akibatnya pergerakan wisatawan bisa dibilang terhenti dalam beberapa bulan ini, dampaknya industry parwisata juga berhenti. Banyak hotel berhenti beroperasi dan  banyak karyawan yang dirumahkan.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama dengan pemangku kepentingan lainya akan  melakukan beberapa langkah strategis untuk mengatasi dampak COVID-19 bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di tanah air. Hal ini terwujud dalam diskusi virtual yang digelar oleh Forum Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada hari Selasa, 7 April 2020.

Saat ini Kemenparekraf  telah membuka jalur pengaduan dan pelaporan melalui call center dan website untuk melaporkan kondisi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dan membentuk Pusat Krisis Terintegrasi. Semua itu untuk mengumpulkan masukan, data, keluhan, dan sebagainya sebagai dasar pertimbangan pengambilan kebijakan dalam upaya penanganan di situasi tanggap darurat saat ini.

Dalam diskusi virtual dengan Forwaparekraf tersebut, hadir pula sebagai narasumber Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani dan Ketua Umum Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati.

IMG 20200408 WA0009

Hariyadi Sukamdani menjelaskan, dari data yang masuk ke PHRI saat ini terdapat 1.266 hotel yang terpaksa tutup di 31 provinsi. Ia memperkirakan sebanyak lebih dari 150 ribu karyawan yang berstatus cuti di luar tanggungan perusahaan.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati menjelaskan sejauh ini, pihaknya terus memonitor semua travel agen anggotanya yang berjumlah sekitar 7.000 di 34 provinsi. Dan terus berkoordinasi dengan seluruh DPD ASITA seluruh Indonesia untuk memantau perkembangan dampak dari wabah COVID-19 ini. Banyak  agen perjalanan yang telah memotog gaji karyawannya antara 25% – 50%.

Menparekraf  Wishnutama saat melakukan diskusi virtual menjelaskan,  pihaknya menyiapkan tiga tahapan untuk merespon dampak COVID-19 yaitu tanggap darurat, pemulihan  atau recovery, dan normalisasi.

“Di tahap tanggap darurat ini kami memberikandukungan kepada tenaga kesehatan untuk menyiapkan akomodasi, makanan, hingga transportasi. Karena tenaga kesehatan saat ini menjadi garda terdepan dalam penanganan kasus COVID-19 agar tidak meluas. Untuk itu kita perlu dukungan yang luar biasa juga dari berbagai pihak. Selain berkoordinasi dengan K/L dan berbagai pihak terkait dalam mengambil langkah-langkah untuk mendukung industri atau pelaku pariwisata Indonesia,” kata Wishnutama.

Pada tahap kedua yaitu pemulihan, pihaknya akan melakukan identifikasi dan berkoordinasi dengan K/L lain untuk mengindentifikasi dampak secara detail akibat wabah COVID-19. Selanjutnya memberi dukungan kepada para pelaku parekraf dari sisi ketenagakerjaan, utilitas, keringanan retribusi, relaksasi pinjaman, pemanfaatan kartu pra kerja, hingga pelatihan online untuk SDM.

Terakhir, lanjut Menparekraf adalah tahap normalisasi yakni melakukan promosi kembali baik di dalam maupun luar negeri, hingga menyiapkan insentif untuk industri pariwisata sekaligus pelaku ekonomi kreatif.

Kemenparekraf juga akan kembali menyusun keterlibatan dalam agenda-agenda internasional dan kalender event nasional untuk menunjang kegiatan wisata. Selanjutnya, kembali membenahi destinasi khususnya dari sisi keamanan dan keselamatan, sumber daya manusia, serta daya tarik setiap destinasi.

Pada langkah awal pasca-pemulihan nantinya, Wishnutama menekankan pentingnya untuk lebih dahulu memobilisasi wisatawan nusantara (wisnus). “Sudah tentu untuk tahap awal kita menggerakkan wisnus terlebih dahulu. Saya harap juga teman-teman wartawan, bersama-sama kita optimistis dan membantu menumbuhkan sikap positif hingga pandemi ini usai. Tentunya agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif ini kembali normal dalam waktu yang lebih cepat,” katanya.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *