“Jejak Sang Pangeran” Peringatan Haul Pangeran Diponegoro ke-167 bersama 4 Museum di Nusantara

“Jejak Sang Pangeran” Peringatan Haul Pangeran Diponegoro ke-167 bersama 4 Museum di Nusantara

ajax loader

Museum Monumen Pangeran Diponegoro Yogyakarta berkolaborasi dengan Museum Diponegoro Magelang, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Benteng Rotterdam melaksanakan Peringatan Haul Pangeran Diponegoro ke-167 dengan napak tilas secara daring melalui media Instagram.

Acara yang berlangsung 8 Januari 2022 ini menghadirkan narasumber Nyi Cilik Tripamungkas, M.H.I. Duta Museum Monumen Pangeran Diponegoro, Ki Ramdani Rachmat, S.Sn. Duta Museum Yogyakarta 2022, Sunaryo – Staf Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Lulu Azizah Pemandu Museum Sejarah Jakarta, dan Kamarrudin Pemandu Benteng Rotterdam.

Napak tilas dimulai dari Museum Monumen Pangeran Diponegoro yang tidak lain merupakan kediaman Pangeran Diponegoro dan nenek buyutnya Ratu Ageng (permaisuri Sri Sultan Hamengkubuwono I). Di tempat inilah pembentukan karekter Pangeran Diponegoro terjadi, Ratu Ageng adalah sosok penting di baliknya, tidak heran beliau adalah sosok perempuan yang tangguh, merupakan putri dari Kiai Ageng Derpoyudhi dari Majangjati Sragen; komando Korp Prajurit Estri yang terdiri dari para pendekar perempuan dan berperan penting dalam perang gerilya Giyanti, teram – ia menawarkan hasil pertanian masyarakat Tegalrejo sampai ke pesisir Laut Jawa. terampil dalam perdagangan, dan sangat kuat dalam menjaga adat istiadat budaya Jawa.

Dalam acara siaran langsung ini Savidiawati selaku edukator museum menunjukan koleksi museum yang diantaranya terdiri dari senjata asli Laskar Diponegoro seperti tombak, bandil atau martil baja, patrem, candrasa yang merupakan senjata lascar wanita. Ada juga sebuah keris buatan seorang empu pada masa Kerajaan Majapahit serta sebuah pedang yang berasal dari Kerajaan Demak dan koleksi lainnya berupa batu komboran yang digunakan untuk tempat minum kuda dan tembok jebol – konon lubang tersebut dijebol oleh Pangeran Diponegoro dengan tangan kosong guna menghindari kepungan tentara Belanda.

screenshhoot

Selanjutnya, Museum Diponegoro yang ada di Magelang. Museum ini mengingatkan kita pada peristiwa perang Diponegoro pada tahun 1830-an dimana waktu itu Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda yang dipimpin oleh Jenderal De Kock dalam sebuah “perundingan” jebakan di kediaman rumah dinas Residen Kedu. Saking marahnya pada perundingan jebakan ini, kursi dengan anyaman rotan yang diduduki Diponegoro di bagian kanan tempat pegangan tangan terdapat bekas cengkraman tangan Pangeran Diponegoro. Di museum ini juga bisa kita lihat jubah asli, kitab Ta’rib dan cangkir poci milik sang pangeran.

Dari Museum Sejarah Jakarta edukator museum memperlihatkan kamar Pangeran Diponegoro. Kamar ini sebetulnya merupakan kamar kepala penjara (cipierswoning) di Stadhuis yang harus dikosongkan untuk Pangeran Diponegoro yang merupakan bangsawan atau tahanan politik berstatus tinggi. Di museum ini dapat kita temui dipan kayu berkelambu beralaskan daun pandan, kursi meja dengan dubang dengan tempat meludah sirih diatasnya, kendang burung dan payung khas kerajaan. Beliau menghabiskan waktu hampir sebulan untuk menunggu keputusan sidang Dewan Pengadilan Belanda sebelum akhirnya diasingkan ke Manado.

Tempat terakhir yakni Benteng Rotterdam, benteng ini menjadi saksi bisu saat Pangeran Diponegoro diasingkan oleh penjajah hingga akhirnya wafat. Sebelum ditawan di Benteng Rotterdam, Pangeran Diponegoro terlebih dulu diasingkan di Manado. Di museum ini dapat kita jumpai penjara yang ditempati oleh Pangeran Diponegoro, keluarga, dan pembantunya.

“Acara ini digelar dalam rangka memperingati Haul Pangeran Diponegoro ke-167, meneladani kehidupan sang pangeran, juga sarana edukasi dan promosi museum-museum bersejarah yang menjadi saksi bisu perjuangan Pangeran Diponegoro.” tutur Nyi Cilik Tripamungkas, M.H.I. penggagas acara yang tidak lain adalah Duta Museum Monumen Pangeran Diponegoro.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *