Kampung Adat Wae Rebo Siap Menerima Wisatawan

Kampung Adat Wae Rebo Siap Menerima Wisatawan

ajax loader

Kampung Adat Wae Rebo kembali dibuka setelah 6 bulan ditutup untuk untuk para wisatawan. Sejak tanggal 6 September 2020, kampung diketinggian 1.200 mdpl ini siap menjalankan protokol kesehatandalam menerima dan melayani wisatawan yang berkunjung

Kampung Adat Wae Rebo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur .  Desa ini  merupakan salah satu desa tertinggi yang ada di Indonesia dengan pemandangan yang indah dan dikelilingi pegunungan.

Karena lokasinya yang cukup tinggi, untuk mencapai desa ini, wisatawan harus melakukan trekking selama dua jam agar bisa mencapai desa. Saat menjangkaunya wisatawan akan melewati 3 pos pendakian, namun perjalanan itu akan terbayar dengan ramahnya penduduk, pemandangan yang indah, dan juga kopi panas lokal yang merupakan salah satu produk perkebunan masyarakat desa Wae Rebo.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengungkapkan antusiasme dan optimisme terhadap reaktivasi pariwisata Desa Wae Rebo. Ia menyampaikan, dengan mematuhi protokol kesehatan destinasi wisata Wae Rebo siap dibuka untuk aktivitas pariwisata.

“Mulai Minggu ini Kampung Adat Waerebo kita buka kembali untuk wisatawan. Kami siap untuk menerima tamu kembali dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Untuk itulah saya datang kesini, untuk membuka wisata disini,” ujarnya saat kunjungannya di Wae Rebo, 6 September 2020.

Dalam  kunjungan kerja tersebut Gubernur NTT didampingi oleh Ketua Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) Shana Fatina. Sebagai langkah awal, Shana menegaskan pihaknya akan melaksanakan kegiatan padat karya Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, dan Aman) di Wae Rebo, sekaligus memberikan pendampingan penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat desa adat yang telah dinyatakan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012.

“Secepatnya, pekan depan kami akan melaksanakan gerakan BISA di Wae Rebo, sebagai respon dan dukungan atas dibukanya kembali desa wisata Wae Rebo,” kata Shana.

Selain itu, ia juga menegaskan, wisatawan yang berkunjung ke desa yang memiliki tujuh bangunan rumah berbentuk kerucut itu, nantinya diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Penerapan protokol kesehatan wajib dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga keamanan, khususnya kesehatan  masyarakat dan wisatawan yang datang berkunjung.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Pokdarwis setempat agar menempatkan petugas di pintu masuk kedatangan untuk memastikan wisatawan yang datang berkunjung sudah memakai masker dan melakukan pengecekan suhu sebelum melakukan pendakian. Selain itu juga akan diatur daya tampung untuk penerapan sosial disctancing di dalamnya,” kata Shana.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *