Kemenparekraf Apresiasi Perguruan Tinggi Pendamping Desa Wisata

Kemenparekraf Apresiasi Perguruan Tinggi Pendamping Desa Wisata

ajax loader

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memberikan apresiasi khusus kepada 20 Perguruan Tinggi yang melatih dan mendampingi desa wisata sehingga tata kelolanya menjadi semakin baik dan profesional. Apresiasi tersebut telah digelar pada hari Rabu 2 Desember 2020 di Hotel Raffles, Jakarta.

Pada malam Apresiasi Perguruan Tinggi Terbaik dalam Pendampingan Desa Wisata 2020, Menparekraf / Baparekraf Wishnutama dalam sambutannya secara virtual menjelaskan bahwa saat ini terdapat  1734 desa wisata diseluruh Nusantara. Dengan adanya program  pendampingan ini dapat secara efektif mengangkat desa-desa  yang mempunyai potensi wisata alam dan budaya, “Desa-desa wisata itu harus disiapkan secara maskimal, agar berdampak ekonomi namun tetap terjaga pelestarian alam, budaya, dan kehidupan sosial masyarakatnya , sebagai representasi diri bangsa indonesia di dunia internasional, “ ujar Wishnutama.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya saat acara menjelaskan, kegiatan ini merupakan bentuk apresiasi kepada 105 perguruan tinggi yang telah melakukan penandatangan kerja sama (MoU) dalam rangka Pengembangan Desa Wisata  melalui pelatihan dan pendampingan SDM pada 27 Februari 2020.

“Mereka melakukan Training of Trainer (ToT) bagi para pengajar atau dosen yang mendampingi desa wisata dengan cakupan materi seperti sadar wisata, sapta pesona, protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability), pelayanan prima (exploring, packaging, presentation) dan pengembangan potensi produk pariwisata,” katanya.

Wisnu Bawa juga menjelaskan, momentum saat ini dinilai tepat ketika pandemi seluruh insan pariwisata memiliki lebih banyak waktu untuk meningkatkan pengetahuan hingga menambah skill diri.  “Ini juga bagian dari penyiapan SDM di desa wisata untuk berkompetisi di ranah global,” katanya.

Selain itu, ia juga menjelaskan, implementasi protokol kesehatan di desa wisata menjadi hal yang penting, untuk menumbuhkan kepercayaan diri wisatawan yang akan datang berlibur ke desa mereka.

“Ini juga menjadi momentum untuk re-save atau redesain dan revitalisasi desa wisata, sekaligus untuk daya saing pariwisata. Latar belakangnya juga agar destinasi desa wisata ini lebih berkualitas, lebih kredibel, dan mampu berkolaborasi serta bersaing di level domestik dan internasional,” ujarnya.

20 Perguruan Tinggi

Pada kesempatan itu Kemenparekraf memberikan apresiasi kepada 20 perguruan tinggi yang melakukan pelatihan dan pendampingan.

Sekolah Tinggi Pariwisata Riau yang melakukan pelatihan dan pendampingan di Koto Masjid mendapat juara 1 dan meraih hadiah uang sebesar 75 juta Rupiah. Kemudian diikuti  Akademi Pariwisata Mandala Bhakti di Desa Wisata Lembah Dongde – Desa Gentungan Karang Anyar, Jawa Tengah sebagai juara 2 dan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar 60 juta Rupiah dan  Universitas Negeri Jakarta di Desa Cisaat Subang, Jawa Barat sebagai pemenang juara 3 dan meraih hadiah sebesar 50 juta Rupiah.

Lalu Universitas Fajar Makassar di Desa Kabba, Sulawesi Selatan, Politeknik Internasional Bali di Desa Wisata Bongan, Tabanan. Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti di Desa Wisata Cikolelet Serang, Banten, yang masing-masing meraih juara harapan 1, 2 dan 3

Sisanya yang masuk finalis adalah Universitas Negeri Padang di Kampung Wisata Payo Solok, Politeknik Sahid di Kampung Keranggan Tangerang Selatan, STIMI Handayani Denpasar di Desa Wisata Baha Mengwi.

Universitas Riau Cagar Budaya Koto Sentajo di Kuantan Singingi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Desa Banyuresmi Pandeglang, Banten, Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram Desa Wisata Sembalun NTB, Poltekpar Bali di Desa Cau Belayu Tabanan, Institut STIAMI di Kampung Lengkong, serta Universitas Dian Nuswantoro di Desa Walitelon Temanggung, Jawa Tengah.

Kemudian Poltek Balikpapan di Desa Mentawir, Politeknik Negeri Sambas di Desa Wisata Temajuk, STIPAR Tamalatea Makassar di Desa Wisata Datara, Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA di Desa  Wisata Garongan Sleman, D.I. Yogyakarta, yang terakhir Universitas Syah Kuala di Desa Nilam Ranto Sabon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *