Menteri Pariwisata, Arief Yahya kemarin menerima penghargaan dari Majalah Man’s Obsession untuk kategori Individual Achiever tahun 2015, pada Kamis, 19 Maret 2015 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
Arief Yahya dinilai membawa perubahan yang signifikan pada perkembangan pariwisata di Indonesia, khususnya dari segi pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan Mancanegara. Dari pertumbuhan yang biasa, menuju ke lompatan pertumbuhan yang signifikan. Arief Yahya merumuskan strategi untuk jumping, dengan target yang terbilang fantastik. Jika 2013 tercapai 8,8 juta wisatawan mancanegara berkunjung, tahun 2014 menjadi 9,4 juta wisman, naik 7,2 persen.
“Tahun 2015, kami beranikan diri melompat dengan target 12 juta, dan tahun 2019 harus menembus angka 20 juta wisman. Rata-rata per tahun naik 16 persen, target yang sangat optimis,” tutur menteri yang mantan CEO PT Telkom Indonesia itu.
Apa yang menjadi inspirasi strategi pariwisata yang dilakukan Menteri pariwisata ini? Ternyata kisah Lou Gestner menyelamatkan industri komputer paling ternama IBM (International Business Machines) Corporation tercatat menjadi salah satu inspirasinya. IBM yang berpusat di Armonk, New York, AS itu sempat anjlok, nyaris tak tertolong, berada di titik balik di tahun 1980-an. Penguasa pasar komputer, dari perangkat keras, perangkat lunak, prosesor hingga sistem operasinya itu sudah di ambang garis kebangkrutan karena pergeseran industri atau industry inflection point.
Intel muncul sebagai kekuatan baru yang mendominasi prosesor. Microsoft melejit dari zero menjadi hero, dengan spesialis bisnis perangkat lunak sekaligus sistem operasinya. Compaq, Toshiba, Acer ikut menggergaji share bisnis PC. Di tengah badai yang mengguncang IBM itulah, Lou Gestner menyelamatkan IBM dengan visi dan strategi baru yang fresh. “Gestner mengubah haluan IBM, mereposisi dari bisnis computer company menjadi service/solution company. IBM tidak lagi menjual komputer secara stand alone ke pelanggan, tetapi memberikan solusi computer system yang terintegrasi ke pelanggan korporat,” ujar Arief Yahya.
Apa yang terjadi? Langkah berani Gestner itu diikuti dengan perubahan pola bisnis, budaya perusahaan, core competence, sistem dan organisasi. IMB seolah mengganti DNA dan akhirnya kembali melanjutkan momentum pertumbuhan bisnisnya. “Di sinilah peran pemimpin. Untuk membuat lompatan butuh kejelian, keberanian, menangkap sinyal-sinyal perubahan cepat sekaligus menetapkan arah dengan menimbang risiko,” jelas pria asli Banyuwangi yang lahir 2 April 1961 itu.
Maka tidak aneh, dalam 100 hari Kemenpar, sudah mendapat angka kenaikan kunjungan yang signifikan. Bulan Desember 2014, tembus 915 ribu wisman, dari 764 ribu di bulan November 2014. Tetapi, Arief sebenarnya masih belum puas dengan angka-angka itu. Negeri tetangga, Malaysia saja tahun 2014 sudah tembus 22,9 juta wisatawan. Thailand lebih banyak lagi, 24,8 juta kunjungan. Singapore sudah 13,7 juta per tahunnya.
“Kami dengan 9,45 juta pengunjung saja, sudah naik 7,2 persen, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan turisme dunia, yang berada di angka 4,7 persen saja. Dengan visi atau strategi yang clear (jelas) dan achievable (bisa diraih), lalu menyiapkan panduannya, kami yakin,” ucapnya.
Dia berterima kasih kepada Presiden Jokowi, yang bakal merilis paket kebijakan untuk memperkuat nilai tukar rupiah saat ini dengan pembebasan visa untuk turis asing dari 30 negara. “Itu support yang konkret. Selama ini kami sudah koordinasi lintas sektoral untuk bebas visa 4 negara, China, Korea Selatan, Jepang dan Rusia. Ini akan menjadi 30 negara, pintu pariwisata semakin terbuka,” kata peraih Marketeer of The Year 2013 itu.
“Eropa dan AS bisa melancong bebas, Mereka biasa berlibur panjang dan merogoh dolar lebih banyak. Dengan tambahan 30 negara itu, maka Indonesia akan membebaskan visa turis 40 negara. Malaysia lebih banyak, 164 negara. Thailand 54 negara,” jelas dia yang juga The Best CEO pada Anugerah BUMN 2012 itu.
Arief pun menyebutkan potensi devisa yang akan didownload dari program bebas visa itu hampir USD 1 miliar setiap tahunnya. Potensi wisman akan naik, 15%. “Jika growth 15%, dari jumlah wisatawan asing bebas visa 5 juta saja, berarti akan menambah 750.000 wisman. Spenditure per kunjungan per kepala, indeksnya membelanjakan USD 1.200 per turis, maka akan ketemu USD 900.000 uang yang dari penambahan bebas visa saja. Sudah mendekati USD 1 M,” papar menteri berlatar belakang professional yang The Best CEO Commitment on Human Capital – FHCI 2013 itu.
Dengan diterimanya penghargaan ini diharapkan menjadi pemicu untuknya agar kinerja Kemenpar tetap on the right track menuju lompatan target yang ujungnya adalah mendongkrak ekonomi bangsa, menaikkan income masyarakat, menggerakkan lini kreativitas, membuka lapangan kerja, sumber devisa, dengan pertumbuhan yang berkesinambungan.