Menteri Pariwisata Luncurkan Badan Otorita Pariwisata Borobudur

Menteri Pariwisata Luncurkan Badan Otorita Pariwisata Borobudur

ajax loader

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, meluncurkan Badan Otorita Pariwisata Borobudur (BOB), pada malam budaya Borobudur, di Magelang, Jumat (9/2).

“Malam ini saya perkenalkan Dirut Badan Otorita Pariwisata Borobudur, Intan Juanita. Dia sudah berpengalaman 20 tahun mengelola pembangunan Nusa Dua, Bali dan Mandalika, Lombok. Jadi sangat bisa diandalkan,”  tutur Menteri Arief Yahya, Jumat (9/2) malam.

Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur bukan hanya untuk menggenjot pendapatan dari sektor wisata, melainkan juga menjaga situs warisan dunia itu agar tetap lestari untuk generasi mendatang.

“Badan Otorita adalah wakil pemerintah pusat yang kita tetapkan. Jadi, nanti kalau ada apa-apa datang saja ke Badan Otorita. Karena, Badan Otorita mempunyai dewan pengarah, ketuanya Menkomar, anggotanya semua menteri dan gubernur terkait dalam hal Badan Otorita Borobudur, jadi ada 2 gubernur terkait,” tutur Menteri Arief Yahya.

Menurutnya, BOB akan menangani hal-hal terkait koordinatif infrastruktur dan utilitas dasar. “Koordinatif kerjaan PUPR, infrastruktur Kemenhub, dan lainnya. Jadi itu satu pintu melalui Badan Otorita, dan ini terbukti efektif seperti di Danau Toba,” paparnya.

 

Menteri Pariwisata mengaku tidak khawatir akan terjadi tumpang tindih kebijakan. “Badan Otorita itu akan otoritatif di zona otoritatif, yaitu di Purworejo dengan luas zona 309 hektare. Di luar itu kembali ke pemerintahan biasa,” ujarnya.

Arief Yahya menambahkan, pembentukan Badan Otorita, juga Kawasan Ekonomi Khusus, akan mengurangi birokrasi berbelit. “Karena, ada one stop service, atau pelayanan satu atap. Jadi, investor tidak akan dipingpong dari satu dinas ke dinas lain,” jelasnya.

Badan Otorita Pariwisata Borobudur dibentuk pertanggal 4 Januari 2018, berdasarkan Peraturan Presiden tentang Pembentukan Badan Otoritas Pariwisata Borobudur tahun 2017 lalu.

Borobudur termasuk dalam Warisan Budaya Dunia (World Cultural Masterpiece), dan menjadi salah satu ikon pariwisata di Indonesia.

“Borobudur adalah ikon yang kita pilih untuk Jogja dan Jawa Tengah, ini bukan untuk membedakan Jogja dan Jawa Tengah. Tidak relevan kita mempermasalahkan batas-batas administrasi untuk destinasi wisata,” tambah Arief Yahya.

Infrastruktur untuk mendukung konektivitas ke Borobudur juga terus digenjot, diantaranya melalui pembangunan Bandara Kulon Progo, Kereta Bandara, Jalan Tol, Pelabuhan Kapal Pesiar Tanjung Mas, dan lainnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *