Saksikan Intrik Cinta dan Politik Pewayangan di Pentas Arjuna Galau

Saksikan Intrik Cinta dan Politik Pewayangan di Pentas Arjuna Galau

ajax loader

Wayang Orang Indonesia Pusaka (WOIP) pimpinan Jaya Suprana didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya, mempersembahkan sebuah pagelaran wayang orang  yang berjudul “Arjuna Galau” pada hari Minggu, 15 September 2013 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Menceritakan intrik percintaan dan politik. Antara Arjuna dan Srikandi, antara kerajaan Amarta dan Pancala. Untuk mengasah keterampilannya dalam senjata panah Srikandi berguru kepada Arjuna. Witing tresna merga saka kulina: benih cinta akhirnya tumbuh di hati mereka karena seringnya mereka bertemu. Cinta Arjuna tidak bertepuk sebelah tangan. Srikandi diam-diam juga kagum kepada gurunya yang tampan itu. Rasa kagum itu lama-lama menjadi rasa cinta yang membara. Namun cinta itu dipendamnya kuat-kuat.

Prabu Drupada Raja Pancala yang kewalahan menghadapi banyaknya lelaki yang ingin melamar Srikandi memutuskan untuk mengadakan sayembara untuk memperebutkan putrinya. Dari segala penjuru datanglah para pelamar para raja, para satriya lengkap dengan membawa armada serta keluarganya berbondong bondong menuju kerajaan Pancala.

Arjuna pun merasa galau mendengar kabar ini, karena ia tahu bahwa tidak semua pelamar yang akan mengikuti sayembara itu betul-betul tulus mencintai Srikandi. Banyak dari mereka yang memiliki niat buruk – mengincar warisan Raja Pancala, atau bahkan kekuasaan dan tahta di kerajaan.

Arjuna mengkhawatirkan masa depan Srikandi dan merasa bertanggung jawab untuk keselamatan Prabu Drupada, terutama karena jasa-jasa beliau pada keluarga Pandawa sangat besar.

Dengan Ketua Umum Aylawati Sarwono dan Ketua Pelaksana Yessy Sutiyoso, serta Artistic Director Ir. Ida Soeseno, Sutradara Kenthus Ampiranto, dan Koreografer Nanang Ruswandi, pagelaran yang menceritakan keikutsertaan Arjuna dalam sayembara yang diadakan oleh Prabu Drupada di kerajaan Pancala ini didukung oleh beberapa beberapa artis ibukota seperti Maudy Koesnaedi, Wulan Guritno, Amink, Tina Toon, Feni Rose, Penta Boyz serta menggandeng beberapa kaum sosialita pecinta budaya seperti Yasmin Gita Wiryawan, Bai Papulo, Ninok Leksono, Kelly Humardani, Gendis Wicaksono Soeharto, Inayah Wahid, Anette Anhar, Mulan Kwik Kian Gie, Manda dan Janna Soekasah.

“Pagelaran yang mengusung tema percintaan ini akan melibatkan partisipasi dari banyak kaum muda dengan tujuan untuk menarik segmen penonton dari kalangan pemuda agar tertarik untuk menyaksikan kesenian wayang orang sebagai salah satu seni pertunjukan asli Indonesia dengan harapan dapat lebih mendekatkan serta menumbuhkan minat serta kecintaan pemuda-pemudi Indonesia terhadap kebudayaan Indonesia,” ujar Jaya Suprana, pimpinan Wayang Orang Indonesia Pusaka (WOIP).

“Arjuna Galau” bukan pagelaran pertama yang dibuat oleh WOIP. Sebelumnya, komunitas WOIP ini pernah tampil di Sydney Opera House, Australia, 18 Desember 2010, dengan membawakan lakon Banjaran Gatot Kaca dan disaksikan oleh lebih dari dua ribu orang. Kemudian dengan mengusung lakon yang sama WOIP tampil di Istana Negara di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Budiono, dan jajaran menteri kabinet Indonesia Bersatu pada 29 Juli 2011, kemudian tampil pula pada salah satu acara Kebudayaan di Gedung Pusat Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) di Kota Paris, Prancis, pada 22 Oktober 2012 dengan disaksikan oleh 2.500 penonton perwakilan dari 150 negara.

Kesenian tradisional wayang orang sebagai warisan nenek moyang leluhur bangsa Indonesia merupakan kekayaan budaya bangsa yang sarat akan nilai budaya, filosofi dan juga ideologi. Serta, penuh dengan petuah dan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas yang mencerminkan karakter bangsa yang harus dijaga kelestariannya ditengah derasnya arus informasi global yang membawa nilai-nilai budaya asing. Kesenian ini telah diakui oleh United Nations Education Social and Cultural Organization (UNESCO) pada tanggal 7 November 2003, sebagai Karya Agung Budaya Dunia (Masterpiece of the Oral Intangible Heritage of Humanity).

Pagelaran “Arjuna Galau” akan dipentaskan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki Jakarta pada hari Minggu, 15 September 2013 pukul 15.30 WIB dan 19.30 WIB.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *