Sambut Bulan Menggambar Nasional, GORTA Gelar Pameran Seni Rupa “ Gejolak Urban Sekarang”

Sambut Bulan Menggambar Nasional, GORTA Gelar Pameran Seni Rupa “ Gejolak Urban Sekarang”

ajax loader

Pada menjelang Bulan Mei, Forum Drawing Indonesia mencanangkan gerakan menggambar nasional dengan menetapkan Bulan Mei sebagai bulan menggambar dan tanggal 2 Mei sebagai Hari Menggambar Nasional.

Gerakan ini kemudian ditangkap oleh sejumlah komunitas di Indonesia termasuk di Jakarta. Sekumpulan alumnus Seni Rupa Institut Kesenian Jakarta kemudian menjawab gerakan ini dengan membentuk komunitas Goresan Jakarta ( GORTA) sekaligus mempersiapkan pameran untuk menjawab ajakan dari Forum Drawing Indonesia.

Para alumnus lintas Angkatan ini selain membentuk komunitas, juga mempersiapkan kegiatan pameran seni rupa dengan tajuk “ Gejolak Urban Sekarang”. Dengan target 50 seniman dari jejaring komunitas alumnus Seni Rupa IKJ, mereka dipersilahkan mengirimkan karya seni rupa dalam bentuk apapun maksimal 3 buah. Dalam waktu persiapan yang singkat panitia GORTA menerima banyak karya dari 47 seniman dengan berbagai profesi, dari pendidik, pekerja seni hingga ibu rumah tangga.

“Ada 3 kegiatan dalam pameran ini, yaitu pameran itu sendiri, workshop menggambar mata dari  air sisa kopi oleh AP Bestari dan artis talk”, ujar Indra Setiawan, wakil ketua komunitas GORTA. Pameran seni rupa diselenggarakan dari 14 – 28 Mei 2022 di Tokonoma, Jakarta Selatan, lalu workshop diadakan pada tanggal 21 Mei 2022 dan artist talk  menghadirkan   Radit Juli – bicara storyboard, Guntur Jong Merdeka  – bicara mural, Diobowo – bicara sekilas terbentuknya Goresan Jakarta (Gorta) dan Dolorosa Sinaga – bicara Gorta pada hari penutupan pameran, 28 Mei 2022.

3

Diobowo, salah satu anggota GORTA yang juga dosen di Fakultas Seni Rupa IKJ menjelaskan bahwa menggambar bentuk ungkapan ekspresi dasar  manusia sebelum mengenal bahasa, baik lisan maupun tulisan.  Untuk itu menggambar adalah kegiatan yang sangat penting untuk perkembangan manusia.

“ Menggambar adalah dasar dari proses belajar, ibu dari pendidikan daar yang tidak hanya mencerdaskan manusia tetapi juga membentuk masyarakat yang beradab, “ ujar Diobowo yang juga penulis dalam pameran ini.

Lanjut menjelaskan tentang pameran, Diobowo mengatakan bahwa pameran kali ini menghadirkan berbagai pendekatan  atau cara gambar dengan beragam tema yang mewakili ekspresi keseharian kaum urban.

8

Indra Setiawan mengungkapkan bahwa pameran yang berada di lantai 2 di café yang terletak di bilangan Jakarta Selatan ini, sengaja meletakkan sekitar 90-an karya secara penuh di dinding dan lantai ruang. Hal ini juga menggambarkan himpitan dan kesesakkan kehidupan di kota.

Memang karya yang ditampilkan tidak hanya lewat kertas gambar atau kanvas, tetapi juga kayu, baju , foto bahkan sepeda motor. Salah satunya adalah karya Radit Juli yang menghadirkan goresan karyanya berupa rancangan ruang “ kantor polisi” sebagai  latar belakang pengambilan gambar  film “Marlina Si Pembunuh Dalam  4 babak “ yang diproduksi tahun 2016. Kemudian film ini diluncurkan tahun 2017 dan memenangkan berbagai penghargaan di dalam dan luar negeri, termasuk pada Festival Film Indonesia 2018, memenangkan Piala Citra sebagai film terbaik.

5

Radit Juli hadir sebagai pembicara dalam artist talk yang membahas soal profesi sebagai pembuatan story board dalam proses pembuatan iklan.

Diharapkan pameran ini tidak hanya sebagai wadah ekspresi para perupa tetapi  juga  menghibur,  menginspirasi dan mengedukasi pengunjung dan pemirsanya tentang pentingnya kegiatan menggambar.

Ke depan GORTA diharapkan dapat menjadi wadah bagi komunitas berkesenian dan menularkan semangat berkreatf bagi masyarakat, terutama generasi muda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *