Kini perjalanan wisata tidak sekedar sampai di destinasi, jalan-jalan dan foto-foto lalu pulang. Tetapi kini wisatawan dapat mengkuti pola perjalanan wisata yang ditawarkan oleh pihak pengelola dan mendapatkan pengalaman serta pengetahuan berkaitan dengan destinasi wisata yang didatangi.
Hal ini yang kembangkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Salah satu produknya adalah “Borobudur Trail of Civilization”, yakni pola perjalanan (travel pattern) wisata tematik yang diharapkan dapat menjadi pilihan wisatawan untuk menikmati keindahan dan kemegahan Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia berdasarkan cerita-cerita yang terdapat dalam relief Candi Borobudur.
Pola perjalanan Borobudur Trail of Civilization (BToC) memiliki peranan yang sangat penting sebagai alternatif kegiatan berwisata di Kawasan Candi Borobudur, mengingat akan diberlakukannya pembatasan pengunjung ke area candi. Sehingga, pola perjalanan ini ditujukan untuk memperkaya variasi daya tarik wisata di zona 3 Kawasan Candi Borobudur serta memperpanjang lama tinggal atau length of stay wisatawan yang berkunjung.
Sebagaimana diketahui, pada tahun 1991, UNESCO mengakui Kawasan Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia yang ada di Indonesia yang merekam jejak peradaban, peribadatan, sejarah, pengetahuan, dan nilai-nilai kebijaksanaan. Kawasan Candi Borobudur menyimpan limpahan nilai-nilai kebijaksanaan dan pengetahuan umum melalui beragam narasi berdasarkan deretan relief yang terpahat pada dinding-dinding Candi Borobudur.
Borobudur Trail of Civilization (BToC) merupakan bentuk pengembangan produk wisata budaya yang membingkai inovasi pola perjalanan wisata sekaligus sebagai medium transfer pengetahuan. Pengembangan pola perjalanan tematik Borobudur Trail of Civilization menitikberatkan pada proses penceritaan narasi (storytelling) yang berasal dari interpretasi panel-panel relief Candi Borobudur dan mengaktualisasi aktivitas pendukungnya di desa-desa yang ada di sekitar kawasan Borobudur.
Secara nasional, pola perjalanan ini juga merupakan salah satu strategi dalam mendukung pengembangan Destinasi Super Prioritas (DSP) Borobudur, berkolaborasi dengan Kementerian/ Lembaga terkait antara lain Kemenkomarves, Kemendikbud, KemenPUPR, Kemenkominfo, Kemenlu, KemenBUMN, dan Bappenas.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, dalam sambutannya secara daring pada acara peluncuran “Borobudur Trail of Civilization”, Senin (11/8/2021), mengatakan, pola-pola perjalanan atau travel pattern baru di sekitar kawasan Candi Borobudur ini diharapkan menjadi daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan dengan pendekatan pariwisata yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.
“Dalam rangka pengembangan DSP Borobudur sekaligus upaya untuk mendukung pelestarian Candi Borobudur, maka kami hadirkan sebuah pola perjalanan baru, bertajuk ‘Borobudur Trail of Civilization’ yang disusun berdasarkan relief yang ada pada dinding Candi Borobudur. Pola perjalanan baru ini bukan hanya pola jalan-jalan biasa, namun menggambarkan peradaban atau kehidupan masyarakat di tanah Jawa sejak zaman kerajaan Hindu-Budha dan dikemas secara menarik, serta memiliki unsur 3E: yaitu edukasi, experience, dan entertainment yang diperkuat dengan storytelling,” kata Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo.
Pola perjalanan baru ini akan memberikan pengalaman yang baru kepada para wisatawan di sekitar Candi Borobudur. Wisatawan kelak dapat menikmati sekaligus menghargai perjalanan yang mereka lakukan di DSP Borobudur, serta meningkatkan kunjungan wisatawan yang berulang dan yang baru, juga memperpanjang masa tinggal, dan tingkat pengeluaran dari para wisatawan.
“Kami yakin, melalui ‘Borobudur Trail of Civilization’ akan memberikan manfaat dan multiplier effect bagi para pelaku UMKM dan masyarakat lokal sekitar Candi Borobudur. Serta menghadirkan peluang bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif setempat agar dapat bangkit di tengah pandemi dan turut membantu pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” kata Angela yang sepenuhnya telah kembali menjalankan aktivitasnya.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Kemenparekraf/Baparekraf Rizki Handayani, mengatakan, penyusunan skema BToC dilakukan untuk mendorong kreasi produk wisata budaya dan tata kelola kepariwisataan berkelanjutan dan inklusif. Yang artinya, pelestarian destinasi pariwisata super prioritas Kawasan Candi Borobudur ini tidak hanya terhenti pada kemegahan bangunan candi-nya saja, namun juga pada penguatan budaya baik untuk masyarakat dan pengunjung, pelestarian lingkungan di sekitarnya, serta sebagai upaya peningkatan ekonomi lokal.
Perjalanan ini meningkatkan kualitas pengalaman berwisata bagi wisatawan dengan memiliki unsur edukasi, experience, dan entertainment, serta memperbaiki kualitas storytelling, dimana peserta diajak untuk merasakan pengalaman dan memperoleh pengetahuan yang terekam di relief Candi Borobudur yang dikemas ke dalam jalur wisata 9 subtema.
Berikut 9 Sub Tema Borobudur Trail of Civilization:
1. Waluku: Cultivating Civilization, tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan untuk melakukan aktivitas wisata dengan rangkaian proses menanam padi di sawah dan prosesi kirab budaya;
2. Body and Soul, tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan melakukan aktivitas wisata dalam rangkaian kebutuhan utama manusia dalam menjalankan kehidupan yaitu tubuh dan jiwa yang sehat melalui yoga dan pemijatan tradisional;
3. Skilled Hands, tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan untuk melakukan aktivitas membuat gerabah dan membatik dengan pewarna alami;
4. Tropical Flora’s Wanderland, tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan melakukan aktivitas wisata petualang hiking dalam rangkaian perjalanan mengidentifikasi flora yang ditemukan di relief Candi Borobudur;
5. Walking with Stars, tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan melakukan aktivitas wisata berkemah dengan rangkaian mendapatkan pengetahuan tentang hubungan erat antara ilmu astronomi dan keberadaan di Candi Borobudur;
6. Sudhana Manohara: The Eternal Love Story, tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan melakukan aktivitas wisata yang menggambarkan perjalanan cinta Sudhana dan Manohara di tengah pergolakan kehidupan kerajaan.
7. Journey of The Stones, tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan menikmati penceritaan tentang sejarah pembangunan Candi Borobudur dengan menelusuri sungai menggunakan gethek sebagai moda untuk mengambil batu kemudian dipahat;
8. Jataka Fable Stories, tema perjalanan ini bersifat inklusif dan dirancang dapat diakses oleh semua anak (secara khusus) dan kalangan umum. Tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan untuk mempelajari ajaran moral dengan cara hiburan berdasarkan dari karakter hewan-hewan yang ada pada relief candi Borobudur;
9. Music and Rhyme, tema perjalanan ini akan mengajak wisatawan mengenal alat-alat musik nusantara yang terpahat pada Candi Borobudur. Wisatawan akan melakukan workshop musik dan penceritaannya.