Sepasang Giant Panda Untuk Taman Safari Indonesia Telah Tiba

Sepasang Giant Panda Untuk Taman Safari Indonesia Telah Tiba

ajax loader

Hari yang bersejarah bagi Indonesia telah terjadi pada hari Kamis, 28 September 2017. Tepat pukul 08:50 WIB, sepasang Giant Panda (Panda raksasa) tiba di tanah air di Bandar Udara International Soekarno Hatta. Negara Indonesia secara resmi menjadi negara ke 16 di seluruh dunia, dan negara ke 4 di Asia Tenggara yang mendapatkan peminjaman pengembangbiakan (breeding loan) Panda raksasa.

Inisiasi konservasi satwa ini telah dijalin oleh Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sejak tahun 2010, saat peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara. Setelah disambut secara resmi, sepasang panda raksasa langsung melanjutkan perjalanan menuju taman konservasi terpilih, yaitu Taman Safari Indonesia.

Sampai saat ini, tercatat 15 negara telah menjalin kerjasama konservasi Giant Panda dengan negara Tiongkok, yaitu Thailand, Singapura, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Australia, Jerman, Austria, Spanyol, Inggris, Belgia, Perancis, Belanda, Amerika Serikat, dan Kanada.

Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia memiliki andil penting dalam menghadirkan regulasi guna menyambut panda tersebut. Siti Nurabaya Bakar, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia berkata “Di era globalisasi ini, kerjasama antar dua negara merupakan hal yang penting. “

“Pada tahun ini, breeding loan Giant Panda pun terealisasi. Ini juga merupakan bukti kepercayaan internasional terhadap kemampuan dan Tiongkok terhadap upaya pengelolaan konvervasi eks situ di Indonesia”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. P. 83/Menhut-II/2014, tentang Peminjaman Satwa Liar Dilindungi ke Luar Negeri untuk Kepentingan Pengembangbiakan, kegiatan breeding loan harus berada di bawah pengelolaan LK (Lembaga Konservasi).

Sepasang giant pandas yang didatangkan ke Indonesia merupakan pasangan hasil pengembangbiakan CWCA (China Wildlife Conservation Association) yang lahir pada bulan Agustus 2010 lalu.

Kedua panda tersebut berada dalam kondisi sehat, panda jantan bernama Cai Tao (yang berarti colorful porcelain atau diterjemahkan menjadi porselen indah) dan panda betina bernama Hu Chun (yang berarti spring lake atau diterjemahkan menjadi danau musim semi), dengan berat badan masing-masing sebesar 128 Kg (panda jantan) dan 113 Kg (panda betina).

Dalam Laporan Panitia, Drs. Jansen Manansang MSc, Direktur Taman Safari Indonesia mengatakan, “Kami sangat bersyukur karena telah dipercaya oleh pemerintahan Negara Republik Indonesia dan pemerintahan Republik Rakyat Tiongkok untuk menjadi taman konservasi yang merawat dan melestarikan sepasang giant panda yang telah tiba di tanah air pada hari ini.

“Taman Safari Indonesia berkomitmen untuk melestarikan satwa semakin nyata dengan segala persiapan aspek mendasar yang berperan penting dalam melestarikan kelangsungan hidup dua ekor panda agar cocok dengan cuaca dan iklim di pegunungan Indonesia.”

Berikutnya, di hadapan rekan media, Drh. Mulyanto, MM., selaku Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, secara simbolis menyerahkan KH7 Dokumen Karantina Sertifikat Perintah Masuk Instalasi Karantina Hewan kepada Drs. Jansen Manansang MSc, selaku CEO dari Taman Safari Indonesia.

Rumah Panda Indonesia

Karantina dan pelestarian sepasang giant panda ini akan dilakukan di eksibit Rumah Panda Indonesia yang telah disiapkan di Taman Safari Indonesia, Bogor, yang terletak pada ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut, di sebuah lingkungan alami terpadu yang meniru habitat alami panda raksasa di Tiongkok. Dengan pegunungan yang selalu diselimuti kabut, daerah hutan hijau lebat, serta suhu harian yang berkisar antara 15 hingga 24 derajat Celcius, sepasang panda diharapkan untuk dapat beradaptasi seperti di habitat aslinya.

PandaDiSoekarnoHatta 02

Berkolaborasi secara apik dengan Jon Coe, ahli rancang profesional kelas dunia, Rumah Panda Indonesia membentang seluas 4.800 meter dengan gaya rancangan arsitektur bergaya oriental serta taman bertema budaya tradisional dengan tata lingkungan cantik. Eksibit ini mempunyai empat galeri untuk Cai Tao dan Hu Chun, dua di dalam ruangan dan dua di luar ruangan. Selain itu, fasilitas ini juga dilengkapi dengan area khusus untuk pendidikan dan program penjangkauan, perawatan kesehatan hewan dan penelitian medis, serta persiapan makanan dan pengolahan bambu. Visi Taman Safari Indonesia adalah untuk menjadikan Rumah Panda Indonesia sebagai simbol persahabatan, perdamaian, dan pengetahuan jangka panjang antara negara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok.

Frans Manansang, Direktur Utama, Taman Safari Indonesia mempertegas bahwa dalam segala persiapan menyambut sepasang panda, Taman Safari Indonesia mengkondisikan kawasan konservasi dengan menanam makanan pokok berupa bambu dari Indonesia, “Giant Panda dapat mengkonsumsi 60 jenis pohon bambu, dan 17 jenis diantaranya dapat ditemukan di Indonesia. Selain itu, kami persiapkan tenaga kerja ahli seperti dokter hewan, karyawan yang secara khusus bertugas untuk merawat panda, tenaga pembersih ekosistem habitat baru, ahli nutrisi, dan masih banyak lagi. Dengan reputasi andal dalam melestarikan kesejahteraan hidup dari berbagai satwa langka, kami siap mengemban misi kenegaraan ini.”

“Setelah kita terima dan sambut secara resmi di Soekarno-Hatta, berikutnya tim ahli dari Taman Safari Indonesia akan membawa Giant Panda ke Taman Safari Indonesia di Cisarua,Bogor untuk dikarantina selama kurang lebih 1 bulan,” sambung Jansen Manansang.

“Karantina ini dilakukan supaya Giant Panda dapat mengembalikan kondisi kesehatan prima masing-masing panda hingga terbiasa untuk beradaptasi dalam eksibit yang telah kami persiapkan. Rumah Panda Indonesia berdiri setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut, menjadikan suhu sekitar berkisar antara 18 hingga 24 derajat selsius.”

Satwa Giant Panda yang tiba merupakan jenis Ailuropoda melanoleuca. Panda tersebut merupakan kategori Appendiks I CITES dan satwa endemik sekaligus lambang bagi negara asalnya, yaitu Tiongkok. Menurut masyarakat Tiongkok, terdapat filosofi Yin dan Yang dari fitur bulu yang berwarna hitam dan putih pada panda. Yin dan Yang dipercaya sebagai bentuk keseimbangan bagi masyarakat Tiongkok selama ini.

Sifat dasar panda yang lembut, dipercaya sebagaimana Yin dan Yang dapat membawa kedamaian dan keselarasan dalam hidup. Oleh karena itu, satwa ini seringkali digunakan sebagai hadiah persahabatan dari negara Tiongkok kepada negara-negara sahabat lainnya, juga sebagai salah satu upaya pelestarian Giant Panda di luar habitat aslinya (ex situ).

Mr. Sun Weide, Kuasa Usaha Sementara dan Minister Counsellor, Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok untuk Indonesia mengungkapkan, “Panda tidak hanya merupakan harta nasional Tiongkok, tetapi juga duta persahabatan dan simbol perdamaian. Pada hari ini, Giant Panda Hu Chun dan Cai Tao melintasi gunung dan laut berjalan dari kampung halaman mereka di Sichuan datang ke Indonesia, dengan membawa rasa persahabatan 1,3 miliar akyat Tiongkok kepada 260 juta rakyat Indonesia. Kedatangan mereka membangun jembatan baru untuk memfalisitasi pertukaran bersahabat antara kedua negara dan rakyat kita, serta memberikan intensif baru kepada kerjasama Tiongkok-Indonesia di bidang people to people exchange”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *