Pesta Budaya Asmat untuk ke-29 kalinya kembali diselenggarakan. Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 9 – 14 Oktober 0213 ini adalah sebuah kegiatan yang menampilkan berbagai potensi seni budaya asli suku Asmat, Papua. Pesta budaya ini diselenggarakan oleh Keuskupan Agats dan Pemerintah Daerah Kabupaten Asmat serta dukungan WWF dan Telkomsel.
Setelah peserta melakukan registrasi pada hari Kamis, 10 Oktober 2013, Pesta Budaya Asmat resmi dibuka pada oleh Bupati Asmat Yuvensius Baikai dan Uskup Agats Aloysius Murwito serta didampingi oleh Kasi Pemasaran Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Maria Mayabubun.
Uskup Agats Aloysius Murwito mengungkapkan bahwa dengan hasil ukiran-ukiran yang ditampilkani, akan membuat kita mengagumi kemajuan seni budaya yang tidak dimiliki oleh budaya dari daerah atau suku lain. “ Hasil karya mereka adalah karya seni unggul yang tidak ada duanya, “ kata uskup.
Dalam sambutannya, Bupati Yuvensius Baikai menjelaskan bahwa berbagai ukiran yang ditampilkan ini merupakan perwujudan hubungan manusia dengan alam, sesama dan dunia Roh. “ Seni budaya Asmat menggambarkan keseimbangan hidup dengan antar manusia, alam dan lingkungan, “ ujarnya. “ Saya mengharapkan agar pesta budaya ini berkelanjutan dan terus berkembang”.
Pesta Budaya Asmat kali ini diikuti 493 peserta dari 7 distrik. Mereka terdiri dari pengukir 200 orang, penganyam 62 orang, kelompok penari 7 kelompok dengan total 140 orang dan 91 pendayung perahu dengan 18 perahu.
Pesta Budaya kali ini bertema “ Mendayung Perahu Penuh Keseimbangan Demi Mempertahankan Jati Diri Asmat dan Melestarikan Nilai-Nilai Luhur Dalam kesinambungan Pembangunan Budaya Nusantara”.
Diharapkan dengan pesta budaya ini dapat lelestarikan nilai luhur seni dan budaya Asmat, membangkitkan semangat regenerasi, mempertahankan Asmat sebagai warisan budaya dunia, menjaga persudaraan antar warga dan susku di Asmat serta meningkatkan ekonomi masyarakat.
Selama 4 hari dari Kamis hingga Minggu banyak acara yang diadakan. Mulai dari pawai budaya, demontrasi dan lomba mengukir dan menganyam, lomba perahu, pertunjukan tarian, pelelangan hasil karya seni dan diakhiri dengan misa syukur.
Pengunjung yang hadir tidak hanya datang dari seputar Asmat dan Papua tetapi dari berbagai kota seperti Jakarta, Bandung dan bahkan turis mancanegara seperti Australia, Amerika Serikat dan Perancis.