Kota Solo kini tidak hanya menjadi destinasi untuk wisata budaya dan kulinernya, tetapi juga menjadi destinasi wisata belanja. Hal ini ditegaskan dengan diluncurkannya kegiatan Solo Great Sale 2016.
Peluncuran Solo Great Sale (SGS) dilakukan pada hari Selasa, 12 Januari 2016 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata. Hadir dalam acara tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Solo, FX.Hadi Rudyatmo beserta tokoh masyarakat dan pariwisata Kota Solo.
Solo Great Sale diselenggarakan selama bulan Februari 2016 oleh pemerintah Kota Solo bersama dengan KADIN Kota Solo dalam rangka perayaan HUT Kota Solo yang ke-271. Diharapkan dengan adanya SGS dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik dari dalam maupun luar ngeeri dan secara tidak langsung berdampak pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Tahun 2015, SGS menghasilkan nilai transaksi sebesar Rp 80 Milliar dan mendapat kunjungan wisatawan sebanyak 194 ribu orang. Kini ditahun 2016 SGS menargetkan nilai transaksi sebesar Rp 125 Miliar dan mendatangkan wisatawan sebanyak 230 ribu orang.
Sebanyak 700 tenant akan ikut serta dalam SGS ini yang semuanya tersebar di seluruh wilayah Solo Raya. Baik itu mall, hotel, rumah makan, travel agent, transportasi, maskapai, pertokoan, butik, distro, perusahaan dan industri lainnya, semuanya berlomba-lomba memberikan potongan harga untuk menarik minat pengunjung untuk berbelanja.
“ Solo masih menjadi magnet untuk pariwisata di Jawa Tengah “, ujar Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Namun Jawa Tengah tidak hanya Solo, masih ada banyak destinasi unggulan seperti Kota Tua Semarang, Pegunungan Dieng, Kepulauan Karimun Jawa dan Kawasan Candi Borobudur. Melalui SGS ini diharapkan wisatawan semakin menngenal Jawa Tengah dengan berbagai diskon paket perjalanan yang menarik.
Khusus Hotel-hotel, selama SGS ini akan memberikan potongan harga hingga 70%. Kota solo memiliki 6000 kamar, diantaranya 50 hotel berbintang. Sehingga Kota Solo siap menampung wisatawan yang akan membanjiri kota yang juga bernama Surakarta selama SGS ini.
Apalagi pada bulan Februari juga bertepatan dengan perayaan etnis Tionghoa yaitu Perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh. Perlu strategi khusus untuk menarik minat wisatawan mancanegara, khususnya dari China untuk berlibur ke Kota Solo.
Menteri Pariwisata Arief Yahya memberikan catatan bahwa untuk kunjungan wisatawan Nusantara tahun lalu Jawa Tengah mencapai 25 Juta orang, namun untuk wisatawan mancanegara hanya mencapai 17.000 orang saja. Padahal Bandara Adi Sumarmo telah memilik landasan sepanjang 2,600 meter, yang cocok untuk pesawat berbadan lebar.
Untuk itu diperlukan upaya untuk bekerja sama dengan maskapai penerbangan dari dalam maupun luar negeri untuk mengadakan rute direct flight dari sejumlah negara, khususnya Asean dan Australia. Bila tidak ada, maka yang terjadi Solo dan Jawa Tengah pada umumnya hanya menjadi second destination dan lama tinggal para wisatawan juga sangat pendek. Untuk itu diperlukan penambahan direct flight dan mengganti kapsaitas pesawat dengan yang lebih besar dan penambahan jam operasional bandara.
Untuk upaya lainnya, pemerintah segera mensertifikasi sebanyak 2000 orang di Jawa Tengah sesuai standar ASEAN untuk bersaing dalam bidang SDM Kepariwisataan. Selain itu tetap diperlukan promosi yang gencar tentang pariwisata Jawa Tengan termasuk Kota Solo melalui media sosial.