Forwada Ajak Pariwisata Indonesia Bangkit Dari Tidur Pulas Lewat Diskusi Virtual

Forwada Ajak Pariwisata Indonesia Bangkit Dari Tidur Pulas Lewat Diskusi Virtual

ajax loader

Masa pandemi Covid 19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 sampai dengan saat ini sangat berdampak bagi perekonomian Indonesia, terutama sektor pariwisata. Pandemi mengakibatkan menurunnya kunjungan wisatawan mancanegara, pergerakan wisatawan nusantara yang rendah sebagai akibat dari pembatasan aktivitas masyarakat, akibatnya  jumlah tenaga kerja pariwisata juga menurun.

Tak hanya itu, adanya kebijakan pembatasan perjalanan internasional yang masih diterapkan, serta munculnya varian Covid seperti Delta dan Omicron, berdampak pada kunjungan wisatawan mancanegara belum dapat kembali normal. Hal ini berdampak langsung terhadap pendapatan devisa serta pengembangan usaha UMKM dan penciptaan lapangan kerja.

Namun, di tengah pandemi ini, terdapat secercah harapan. Salah satunya adalah tingginya antusiasme  wisatawan Nusantara yang menjadi roda penggerak geliat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat ini.

Untuk itu Forum Wartawan Daerah ( Forwada) mengadakan Diskusi virtual Urban Forum – Forum Wartawan Daerah (FORWADA), Tourism & Hospitality Outlook 2022 “New Normal Saatnya Bangkit dari Tidur Pulas”, pada Kamis,(20/1/2022).

Dalam sambutannya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjelaskan bahwa pada tahun 2021, Badan Pusat Statistik mencatat data pergerakan pergerakan wisnus mengalami peningkatan sebesar 12% bila dibandingkan dengan tahun 2020. Tidak hanya itu, terjadi peningkatan devisa pariwisata sebesar 4% dibandingkan tahun 2020 yakni 0,32 Miliar USD menjadi 0,36 Miliar USD dan kontribusi PDB Pariwisata diperkirakan meningkat 37,4% dari persentase pada tahun 2020 sehingga mencapai angka 4.2% pada tahun 2021 lalu. Nilai ekspor produk ekraf diperkirakan meningkat hingga mencapai 20,58 Miliar USD dan nilai tambah ekraf pada tahun 2021 juga mengalami peningkatan sampai pada level 1.273 Trilyun Rupiah.

“Jika kita lihat sisi positifnya, maka pandemi ini justru mempercepat perubahan paradigma pembangunan pariwisata dari Quantity Tourism menjadi Quality and sustainable Tourism sebagaimana arahan Presiden pada tahun 2019. Kita menekankan kepada prinsip sustainable tourism yang bergantung pada apa yang kita tawarkan kepada para wisatawan sesuai tren pariwisata kedepan yaitu more personalized, customized, localized dan smaller in size. Salah satu variabel penting dalam quality tourism adalah penyediaan infrastruktur pariwisata yang memadai”, ujarnya yang sekaligus membuka secara resmi forum diskusi.

Pada Tahun 2022 ini, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1,8 juta – 3,6 juta dengan nilai devisa pariwisata mencapai USD 470 juta – USD 1,7 Miliar.

Sedangkan untuk pergerakan wisatawan nusantara akan dijadikan andalan dalam pemulihan sektor pariwisata nasional dengan target 260 juta – 280 juta pergerakan. Diperkirakan kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Nasional akan mencapai 4,3%. Sedikit lebih tinggi dari perkiraan capaian tahun 2021 yaitu sebesar 4,2%. Dari sisi nilai tambah ekonomi kreatif ditargetkan tahun 2022 dapat mencapai 1.236 Triliun.

Hadir menjadi nara sumber dalam diskusi ini, Trisnadi Yulrisman, Direktur Keuangan dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (SMF),  Raden Kurleni Ukar, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf RI,  Maulana Yusron, Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Yuwono Imanto, Direktur PT Propan Raya ICC dan  Yuhan Subrata, Pengelola Hutan Organik Megamendung Bogor, serta Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan Masyarakat dan Pemerintah Bakti Kominfo.

forwada3

Maulana Yusron, Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyoroti agar di tahun 2022 ini, pemerintah fokus pada industri MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Menurutnya, segmen pasar Winus dari presprektif hotel dan restoran MICE lebih tinggi dibanding leasure.

Yusron mengungkapkan, era globalisasi dan semakin eksisnya Revolusi Industri 4.0 saat ini menjadikan prospek Industri MICE semakin berkembang. Selain itu, kegiatan MICE selalu melibatkan banyak sektor dan banyak pihak sehingga menimbulkan pengaruh ekonomi ganda yang menguntungkan banyak pihak.

“Industri MICE memberikan manfaat langsung kepada ekonomi masyarakat seperti percetakan, advertising, akomodasi, usaha kuliner, cinderamata, biro perjalanan wisata, transportasi, professional conference organizer (PCO), usaha kecil dan menengah (UKM), pemandu wisata dan event organizer,”ungkapnya.

Trisnadi Yulrisman, Direktur Keuangan dan Operasional PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), menyoroti industry homestay yang bisa menjadi penggerak perekonomian di desa wisata baik desa wisata prioritas maupun non prioritas.

“Total anggaran pembiayaan homestay mencapai 20 milyar dengan realisasi hingga 2021 mencapai 7.747 milyar dengan total debitur 96,” jelasnya.

Kehadiran SMF dalam pembiayaan homestay , lanjutnya,  merupakan upaya pemerintah mendorong  pertumbuhan usaha sesuai dengan rencana pengembangan bisnis, membantu kelancaran arus kas usaha sesuai dengan perkembangan arus kas bisnis, membantu terhindar dari jeratan pinjaman dengan bunga tidak wajar dan mewujudkan kemandirian usaha.

Sementara, Yuwono Imanto, Direktur PT Propan Raya ICC mengungkapkan, selaku produsen cat, selama ini pihaknya telah bekerja sama dengan kemanparekraf dalam upaya turut membantu membangun industri pariwisata.

“Kita sering melakukan kegiatan CSR seperti ajang udian desain terbaik, membangun Kawasan kumuh, dan kawasan heritage bekerjasama dengan Kemenparekraf,” ungkapnya.

Menurut Yuwono, produk cat Propan tidak hanya menyasar hotel berbitang, namun juga industri homestay dengan memproduksi cat yang dengan harga terjangkau namun berkualitas ekspor.

Yuhan Subrata, pengelola Hutan Organik Megamendung, Bogor mengatakan, wisata hutan organik sempat mati suri diawal pandemi, namun sejak tahun lalu, mulai bergeliat lagi. Wisata hutan organik yang dikelolanya saat ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan nusantara.

“Setiap harinya sakarang ada 10 sd 15 orang pengunjung yang datang, ini bagi kami ini cukup besar saat ini meski tidak sebanding saat sebelum pandemi,” jelasnya.

Yuhan berharap, wisatawan nusantara makin banyak yang mencintai dan mengunjungi lokasi wisata lokal, yang pada akhirnya akan menghidupkan perekonomian rakyat di desa wisata.

Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan Masyarakat dan Pemerintah Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo  mengatakan, pengembangan jaringan telekomunikasi menjadi momen tersendiri bagi indsutri pariwisata yang mulai bangkit. Menurutya, kehadiran teknologi di satu tempat bisa mendorong tumbuhnya pariwisata lokal.

“Adanya jaringan telekomunikasi di satu lokasi, membuat aktifitas priwisata bisa hadir di lokasi itu. misalnya dengan adanya jaringan, seseorang bisa mengambil foto untuk Instagram di lokasi,” katanya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *