Garuda Indonesia Terbang ke Bandara Blimbingsari

Garuda Indonesia Terbang ke Bandara Blimbingsari

ajax loader

Garuda Indonesia kini terbang ke Banyuwangi. Pada penerbangan perdananya, pada 8 September 2017, langsung disambut oleh semburan water canon saat mendarat di Bandara Blimbing Sari. Sambutan seperti ini sering dilakukan Blimbingsari untuk memberikan apresiasi kepada maskapai yang membuka rute penerbangan ke Bayuwangi. Sebelumnya, sambutan serupa juga diterima NAM Air.

Kedatangan pesawat Garuda Indonesia jenis CRJ-1000, GA 264 ini  disambut oleh Bupati Banyuwangi Azwar Anas. Dari dalam pesawat, turunlah Menteri Pariwisata Arief Yahya, Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury, dan rombongan VIP dari Kementerian Perhubungan, Angkasa Pura II, dan rombongan media.

”Dengan direct flight Jakarta-Banyuwangi, para wisatawan, dunia usaha, maupun masyarakat luas bisa lebih hemat waktu karena pesawat langsung menuju ke Banyuwangi,” kata Bupati Anas.

Saat ini, landasan pacu Bandara Blimbingsari panjangnya mencapai 2.250 meter. Dengan panjang seperti itu, Bandara Blimbingsari mampu dilandasi pesawat yang lebih besar. “Banyuwangi juga makin siap mengakomodir banyaknya penerbangan. Kami berharap dalam jangka panjang flight Jakarta-Banyuwangi bisa terus tumbuh,” ujar Anas.

Dengan kesiapan bandara, pemda Kabupaten Banyuwangi terus berinovasi. Tidak hanay menggelar berbagai festival, tetapi juga meingkatkan kualitas destinasi-destinasi wisata yang ada. ” Destinasi terus kita perbaiki. Kebersihan ditingkatkan, sosialisasi ke masyarakat digencarkan, masih banyak lagi yang harus dibenahi,” papar Bupati Anas.

Di kesempatan yang hampir bersamaan, Bupati Banyuwangi Azwar Anas juga menyempatkan diri menandatangani MoU kerjasama dengan Direktur Komersial Angkasa Pura II Daan Ahmad. MoU itu ikut  disaksikan Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Kepala UPBU Bandara Blimbingsari Kementerian Perhubungan Dodi Dharma Cahyadi.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Kementerian Perhubungan telah menunjuk PT AP II untuk mengelola Bandara Blimbingsari. Daan Ahmad menjelaskan, dalam MoU tersebut, AP II akan menginvestasikan Rp 100 miliar untuk pelebaran apron di Bandara Blimbingsari. Targetnya, Oktober mendatang pengerjaan sudah tuntas.

Selain menginvestasikan Rp 100 miliar untuk apron, rencananya AP II juga akan menginvestasikan Rp 200 miliar untuk perpanjangan dan penebalan runaway di Bandara Blimbingsari pada 2018 mendatang.

Kekerasan landasan, akan ditingkatkan menjadi berstandar pavement classification number (PCN) 54 dari sebelumnya PCN 39. Dengan kenaikan PCN itu, Bandara Blimbingsari dapat didarati pesawat berlorong tunggal (narrow body), seperti B737 dan A320.

“Apron juga akan kami perluas karena Blimbingsari juga bakal berperan sebagai alternate airport bagi Bandara Ngurah Rai. Dengan Rp 300 miliar, apron selesai, perpanjangan dan penebalan runaway cukup, dengan begitu pesawat NG (Boeing 737-800 NG) bisa masuk ke Banyuwangi. Kami harap potensi daerah Banyuwangi dapat ikut berkembang seiring dengan pengembangan bandara itu sendiri,” tuturnya.

Nantinya pada 2018 mendatang Bandara Blimbingsari tidak lagi hanya menampung pesawat jenis ATR untuk penerbangan perintis seperti belakangan ini tapi akan menerima jenis pesawat lebih besar. AP II sudah berjanji, begitu proyek apron dan runaway sudah selesai, BUMN itu akan mempercepat penerbangan internasional ke Banyuwangi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sejak awal mendorong agar Banyuwangi memliki bandara internasional untuk dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. “Banyuwangi letaknya strategis karena dekat dengan Bali. Banyuwangi itu indah dan jika ingin menjadi destinasi wisata unggulan, Banyuwangi harus punya bandara internasional,” jelas Menpar Arief.

Jika bandara internasional bisa dibangun, maka jumlah wisman yang datang ditargetkan bisa mencapai 100 ribu orang di tahun 2019.  “Apalagi saat ini Banyuwangi sudah dinobatkan sebagai kota festival pariwisata terbaik di Indonesia,” kata Menpar Arief Yahya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *