Harvest Resort & Village, Destinasi Baru Wisata MICE di Banyuwangi

Harvest Resort & Village, Destinasi Baru Wisata MICE di Banyuwangi

ajax loader

Satu lagi hotel berbintang hadir di Kabupaten Banyuwangi.  Pada hari Sabtu, 9 September 2017, Harvest Resort & Village diresmikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Harvest Resort & Village terletak di Kaki Gunung Ijen. Selain bisa menjadi hotel bagi wisatawan yang ingin beriwisata ke kawasan Ijen, hote ini juga akan menjadi destinasi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) bagi Banyuwangi.

“ Dengan ballroom yang besar di Banyuwangi dengan  berkapasitas 1000 orang di Harvest Resort & Village itu, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk gelaran event MICE sebanyak banyaknya. Karena MICE ini makin menjanjikan,” Ujar Ariel Yahya.

Menpar Arief Yahya menjelaskan, Keuntungan dari berkembangnya MICE tourism adalah wisman MICE melakukan spending dua kali lebih banyak daripada wisman biasa. ARPU atau Average Revenue Per User-nya jauh lebih tinggi, dan lokasi atau daerah penyelenggaraan MICE akan memperoleh keuntungan berupa perbaikan berbagai sektor yang ada.

Menpar Arief Yahya berpesan, untuk maju memenangkan persaingan, khususnya ketika bidding untuk event MICE nasional maupun internasional, maka Banyuwangi harus Incorporated. Bersatu membawa nama baik Banyuwangi dan Indonesia di pentas dunia.

“Ketika bersatu, maka kita akan kuat dan memenangkan persaingan. Banyuwangi punya prospek bagus di pariwisata, masyarakatnya juga semakin ramah dan punya semangat hospitality yang bagus,” kata Menpar Arief Yahya.

harvest resort2

Di kesempatan yang sama, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dirinya hanya memberikan perizinan untuk pembangunan hotel bintang 3 dan bintang 4 serta homestay. Izin tidak akan diberikan untuk pembangunan hotel kelas Melati.

Pengendalian pendirian hotel ini sengaja dilakukan guna menjaga iklim investasi di Banyuwangi. Saat tak ada kontrol, dikhawatirkan akan memunculkan persaingan yang tidak sehat.

Seperti diketahui, sejumlah hotel berbintang berjejaring kini dibangun di Banyuwangi. Di antaranya, jaringan Hotel Aston dan Hotel Agastya. Pembangunan Hotel Aston yang berlokasi di Jalan Brawijaya telah dimulai sejak Oktober 2016 lalu. Hotel delapan lantai tersebut diproyeksi mulai beroperasi Oktober mendatang. Sementara itu, pembangunan Hotel Agastya yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso, juga terus berlangsung.

Anas mengatakan, pengusaha hotel menanamkan investasi di Bumi Blambangan murni pertimbangan bisnis. Artinya, pihak investor telah menghitung return of investment (ROI) alias rasio provitabilitas. Untuk itu, pihak Pemerintah Daerah menargetkan Banyuwangi menjadi Kota MICE.

Sementara, owner Harvest Resort & Village, Aminoto mengatakan, sejak lama yakin Banyuwangi bakal tumbuh pesat. Sebab itu dirinya tidak ragu berinvestasi membangun hotel di negeri Sunrise of Java ini.

“Ini sebagai dukungan kita atas tumbuh pesatnya pariwisata di Banyuwangi. Kami melihat dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan di Banyuwangi terus meningkat dan kebutuhan amenitasnya masih kurang,” kata Aminoto.

Dengan nilai investasi lebih dari Rp 50 miliar, Harvest Resort & Village ini menyasar kelas menengah ke atas. Dengan jumlah kamar sebanyak 40 kamar, tingkat okupansinya ditarget mencapai 80 persen.

“Kita baru buka dua bulan saja okupansinya sudah 20-50 persen dimana sebagian besar tamunya adalah wisatawan asing. Nantinya jumlah kamar akan terus kita tambah dan kami optimis okupansinya bisa mencapai 80 persen. Karena makin lama makin banyak orang yang datang ke Banyuwangi,” ungkap Aminoto.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *