Untuk memperingati meletusnya gunung Tambora di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada dua Abad lampau atau tepatnya 10-11 April 1815, akan diadakan berbagai kegiatan dalam bentuk event pariwisata yang dikemas dalam satu kemasan kegoiatan berjudul “Tambora Menyapa Dunia”.
Event “Tambora Menyapa Dunia” (TMD) yang baru pertama kali diselenggarakan ini akan dimeriahkan dengan acara gelar seni budaya, wisata minat khusus dan sport adventure, seminar, serta bhakti sosial yang berlangsung selama enam bulan dari Maret hingga Agustus 2015. Pada puncak acara TMD yang berlangsung di kawasan Gunung Tambora diperkirakan akan dihadiri sekitar 15 ribu wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman).
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menyambut baik diselenggarakan event pariwisata tersebut. “ Kementrian akan membantu NTb sebesar 5 Milyard Rupiah untuk mempromosikan pariwisatanya, dan 1 Milyard Rupiah untuk program sadar wisata untuk masyarakat,” kata Menpar Arief Yahya bersama Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin dalam jumpa pers persiapan penyelenggaraan TMD 2015. di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata, Rabu (11/3).
Semula dana promosi dari pemda NTB sebesar 5 Milyard Rupiah. Dengan bantuan dana dari kementria Pariwisata sebesar 5 Milyard Rupiah, maka target wisatawan yangberkunjung ke NTB meningkat menjadi 2 Juta orang. Satu juta Wisman dan 1 Juta Wisnus.
Menpar Arief Yahya mengatakan, NTB merupakan destinasi wisata unggulan yang kita tempatkan sebagai bagian dari Great Bali. “Sekitar 40% wisman yang berkunjung ke Indonesia masuk melalui Bali. Kita berusaha tarik mereka agar melanjutkan ke NTB dan destinasi lain di kawasan Timur Indonesia atau Bali Beyond,” kata Arief Yahya.
Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin mengatakan, penyelenggaraan event pariwisata TMD merupakan upaya dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTB yang tahun ini mentargetkan 2 juta wisatawan. “Pada acara puncak TMD nanti diperkirakan akan dihadiri 15 ribu wisatawan,” kata Muhammad Amin.
Peristiwa meletusnya Gunung Tambora
Gunung Tambora di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memasuki usia 200 tahun meletus. Letusan Tambora saat itu menewaskan sekitar 91.000 orang. Tiga kerajaan yang berada di kaki gunung, yakni Sanggar porak poranda, sedangkan Kerajaan Tambora dan Pekat hancur tak tersisa.
Letusan itu itu memuntahkan material kurang lebih 150 miliar meter kubik, sehingga memunculkan kawah sedalam 1.100 meter dengan diameter seluas 6,2 kilometer. Tinggi kepulan asap Tambora mencapai 43 kilometer. Abu vulkanik jatuh hingga di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Gemuruhnya pun terdengar hingga di Sumatera atau sekitar 2.600 kilometer dari Tambora. Bahkan, kuatnya letusan tersebut memangkas ketinggian Tambora dari 4.200 meter dari permukaan laut (mdpl) menjadi hanya 2.700 mdpl.
Kegelapan berlangsung selama lebih dari dua hari hingga radius kurang lebih 600 kilometer dari puncak gunung. Semua tumbuhan dan hewan pun mati. Pulau Sumbawa pun diliputi kegelapan. Masyarakat di Bima, Dompu dan wilayah lain di Sumbawa yang lolos dari maut saat itu menderita luar biasa. Sejumlah penyakit menyerang mereka, sebab air yang diminum terkontaminasi material berancun dari abu vulkanik.