Pasangan Penyelam Luncurkan Buku Manado Bay

Pasangan Penyelam Luncurkan Buku Manado Bay

ajax loader

Dalam dunia wisata bawah laut, salah satu kota yang terletak di jantung segitiga terumbu karang dunia adalah Kota Manado. Selama ini kawasan Bunaken telah terkenal ke seluruh dunia sebagai destinasi wisata menyelam. Namun bukan hanya Bunaken yang layak menjadi kawasan Wisata menyelam. Teluk Manado juga mempunyai ekosistem terumbu karang dan segala kehidupan eksotik, yang tak ternilai harganya. Karenanya Teluk Manado layak menjadi destinasi wisata, terutama bagi  para penyelam.

Untuk membagi keindahan pemandangan serta keunikan kehidupan bawah laut di Manado kepada khalayak, pasangan suami-istri yang memiliki hobby menyelam; Arief Yudo Wibowo dan Jilmi Astina Anif baru saja meluncurkan sebuah buku berjudul The Underwater Realm Of Manado Bay From Diver’s Eyes: Jilmi Astina Anif and Arief Yudo Wibowo.

Acara peluncuran salah satu buku dari 3 buku yang telah diterbitkan oleh Photodivetrip Publishing ini,  telah diselenggarakan di Toko Buku Kinokuniya Plaza Senayan Jakarta pada hari Kamis, 18 Desember 2014  berisi diskusi dan talkshow mengenai buku tersebut.

Awalnya foto-foto yang dikumpulkan selama dua tahun dan 378 kali penyelaman di 22 titik selam tidak ditujukan untuk dibukukan. Setelah ada ide untuk membuat karya bersama, baru kemudian foto-foto ini dikurasi oleh Hendra Tan dan dikonsultasikan kepada Ahli Biologi Kelautan asal Manado , Dr. Pahlano Daud yang sama-sama peduli akan konservasi alam Teluk Manado.

Dalam prosesnya buku ini juga mendapatkan kata pengantar dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat itu Ibu Mari Elka Pangestu dan Sambutan dari Gubernur Sulawesi Utara Bapak DR. Sinyo H Sarundajang. Review dari kalangan penyelam internasional diberikan oleh dua pasangan suami-istri fotografer bawah laut yang memberikan insiprasi yaitu Burt Jones & Maurine Shimlock (USA) serta Stephen Wong dan Takako Uno ( Hongkong ).

IMG_1093utk tv

Di dalam buku ini tercetak potret mengenai hubungan simbiosis yang ada diantara binatang, tingkah laku dan momen yang tertangkap kamera. Tampil dalam pembatas ditiap kategori foto-foto wide angle berupa koloni terumbu karang hard coral dan soft coral serta foto tiang sekoci kapal besar di kedalaman 25 meter, dekat Desa Molas yang terkenal itu.

Buku berbahasa inggris ini didisain dalam format coffee-table book yang elegan berisi 140 halaman. Disain sampulnya unik seperti mengajak kita untuk menyelami alam bawah laut di teluk Manado yang misterius dan sangat disayangkan karena semakin terancam akibat perkembangan kota dan aktivitas manusia.

Pada bagian akhir buku ini kita bersama diingatkan kembali akan pentingnya konservasi karena teluk ini ternyata masih menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang tak kalah menarik dengan Selat Lembeh maupun Taman Nasional Bunaken buktinya antara lain beragam ikan, belut laut, kepiting, kuda laut, udang, siput telanjang (nudi branch), keong, cumi-cumi dan gurita.

Akhirnya pasangan ini berharap buku yang dapat dibeli dengan harga Rp.500.000,- ini dapat menjadi bentuk kontribusi kecil mereka terhadap pariwisata selam Indonesia dan Manado pada khususnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *