Cimaja, Destinasi Wisata Selancar yang dekat dengan Jakarta

Cimaja, Destinasi Wisata Selancar yang dekat dengan Jakarta

ajax loader

Sudah sejak tahun 1970-an Cimaja menjadi destinasi wisata selancar bagi wisatawan penggemar olah raga selancar atau surfing. Para penggemar surfing yang kebanyakan wisatawan mancanegara rela mencari tempat terpencil yang minim fasilitas sekalipun asal menyajikan gelombang ombak tinggi yang menantang untuk diarungi dengan papan selacarnya atau surf board.

Termasuk Cimaja, sebetulnya telah menjadi destinasi wisata surfing dunia. Terbukti banyak WNA yang datang dan tinggal berbulan-bulan asal bisa berselancar sepuasnya setiap hari, hingga ada yang menikah dengan warga lokal dan membuka usaha di sini. Kebanyakan membuka home stay yang menampung wisman surfer.

Pantai Cimaja atau Cimaja Point  menjadi magnet utamanya, karena gelombangnya menarik para surfer professional. Gelombangnya tinggi dan dasarnya berbatu. Disebut point break dalam istilah selancar. Ada juga pantai-pantai lain di sekitar Cimaja, seperti pantai Karangpapak dengan pantai berpasir, disebut beach break dalam istilah selancar dan layak untuk para surfer pemula. Selain itu ada juga pantai-pantai lain yang bisa menjadi tempat belajar selancar, seperti Pantai Citepus, Pantai Loji, Pantai Samudra Beah dan lainnya.

7

Dede Suryana, atlet senior asal Cimaja yang telah mendunia, menjelaskan bahwa Cimaja Point di Pantai Cimaja memiliki keunikan sendiri yang tidak kalah dengan pantai pantai lain yang menjadi destinasi para peselancar. “ Ombaknya selalu konsisten sehingga peselancar dapat datang kapan saja, apalagi dekat dengan Jakarta, wisman atau peselancar dari Jakarta tidak usah jauh-jauh ke Bali. Bahkan wisman bisa tinggal lama di Cimaja, minimal satu  minggu, “ ujar peselancar yang disponsori oleh brand QuickSilver ini.

Cimaja memang sudah terkenal dan mendunia, setidaknya dikalangan peselancar internasional. Namun perhatian pemerintah daerah dan masyarakat masih kurang. Stidaknya itu yang dirasakan oleh Dede Suryana.

Peselancar yang merantau ke Bali pada umur 15 tahun dan mengikuti berbagai kejuaraan dunia itu, menyatakan bahwa kesadaran  akan kebersihan lingkungan terutama pada laut dan pantai masih kurang. “ Masih banyak yang belum sadar untuk membuang sampah terumata sampah plastik di pantai dan laut. wisatawan akan kecewa dan tidak datang lagi kalau lingkungan di sini kotor. Makanya setiap kejuaraan selancar atau dalam sesi lomba saya selalu mengadakan kegiatan beach clean up untuk menggah kesadaran masyarakat akan kebersihan pantai, “ kata peraih dua kali pemenang kejuaraan selancar  tingkat Asia ini.

Kendala justru dari orang Indonesia sendiri, masih sedikit yang menggemari olah raga selancar padahal Indonesia kaya aakan destinasi selancar dan menjadi tujuan para peselancar kelas dunia, seperti Krui di Lampung, Mentawai, hingga pantai-pantai di Bali. Mitos seram pantai seperti Pantai Selatan, Takut laut dan takut hitam seperti menghambat masyarakat Indonesia untuk mencintai laut, termasuk menggemari kegiatan selancar.

Dede berharap agar masyarakat dapat mencintai kegiatan selancar sebagaimana Indonesia sebagai negara maritim. “ Surfing itu sebagai olahraga rekreasi juga bisa sebagai olahraga prestasi. Mendatangkan wisatawan dan menjadi tempat kejuaraan tingkat dunia, “ harapnya.

5

Arya’s Surf Camp

Salah satu yang sedang merintis pembinaan kegiatan surfing atau selancar di Cimaja adalah Arya’s Surf Camp. Dinamakan surf camp, karena tidak hanya akan menjadi akomodasi untuk wisatawan di Cimaja, tetapi juga akan menjadi pusat pembinaan peselancar asal Cimaja, ataupun wisatawan yang mau berselancar.

Arya’s Surf Camp terletak tak jauh dari jalan raya dan Pantai Cimaja, dikelilingi kebun, empang dan persawaha , menyajikan nuansa alami dengan bangunan dan perabotan dari kayu. Terdiri dari dua rumah kayu tingkat dengan 3 kamar yang dapat menampung hingga 4 orang per kamar. Dengan tarif Rp 500.000,- per orang permalam, mendapatkan makan malam dan sarapan pagi.

8

Setiap kamar tersedia amenitis, tv layer datar, free wifi, hot shower, AC, dispenser dan refrigerator dengan balkon yang menyajikan pemandangan persawahan dan perbukitan, setiap malam ditemani suara serangga dan katak,  menghadirkan suasana pedesaan pantai yang menenangkan.

Para tamu dapat berjalan kaki menyusuri pematang sawah dan kebun, ditemani angsa, bebek dan ayam-ayam, yang berkeliaran. Hanya 5  menit sudah mencapai Pantai Cimaja dan 5 menit berkendara untuk mencapai pantai-pantai lainnya.

Untuk yang ingin bermalam di surfcamp dapat menghubungi  email :  aryasurfcamp@gmail.com atau ig.aryasurfcamp.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *