Tour de Singkarak di hari pertama perlombaan, Minggu 2 Juni 2013, mengambil etape dari Kota Bukittinggi menuju Kota Bonjol di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Pada etape sepajang 104 km.ini dimenangkan oleh Tim dari negara Iran, Tabriz Petro Chemical Cycling Team.
Sebelumnya pada pukul 11.00, para peserta dilepas oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu di depan Istana Bung Hatta yang bersebrangan dengan pelataran Jam Gadang. Lalu sepanjang etape, pembalap dihadirkan bentang alam indah, dari mulai bukit-bukit dengan hutan lebat, persawahan dan perkampungan dengan jalan yang berkelok-kelok.
Semua perserta masuk garis finish dengan disambut oleh masyarakat Kota Bonjol bersama dengan Bupati dan Wakil Bupati Benny Utama dan Daniel, siang pukul 14.30. Hadir pula Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar.
Nama Kabupaten Pasaman diambil dari kata pasamoan, yang berarti kesepakatan atau kesamaan pendapat antar golongan/etnis penduduk yang mendiami wilayah Pasaman tempo dulu yaitu Minangkabau dan Mandahiling yang secara kultur terdapat banyak perbedaan antara suku Minangkabau dengan suku Mandahiling baik adat istiadat, bahasa, sikap dan perilaku. Namun dibalik perbedaan itu terdapat pula banyak kesamaan dalam visi dan persepsi sehingga mereka dapat hidup rukun dan damai secara berdampingan.
Berbagai objek wisata terbentang sepanjang wilayah kabupaten dari utara sampai ke selatan antara lain : Air terjun 7 tingkat, arung jeram batang sumpur, dan gua hantu yang terletak di kecamatan Mapat Tunggul. Peninggalan purbakala berupa batu bertulis, Arca Dwarapala, Situs Patung Batu yang terletak di Kecamatan Rao. Wisata Alam Rimbo Panti, herbarium serta air panasnya, Candi Putri Sangka Bulan yang terletak di Kecamatan Panti. Di Kecamatan Lubuk Sikaping terdapat wisata tirta berupa pemandian Batang Silasuang, Air Lubuk Rasam, Bayang Air dan pemandian alam Bulakan.
Di Kecamatan Bonjol terdapat wisata sejarah dan wisata alam berupa Museum Tuanku Imam Bonjol, Kawasan Suaka Alam Lurah Berangin, ikan larangan dan monumen khatulistiwa sebagai bukti bahwa kabupaten Pasaman di lewati oleh garis khatulistiwa yang memperlihatkan fenomena alamnya pada bulan Maret dan September setiap tahunnya. (ferry)