Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemparekraf) mengadakan konferensi nasional “Destination Management Organization/DMO” 2014. Konferensi yang berlangsung di hotel Swiss Bel Hotel, Gunung Sahari, Jakarta Utara ini berlangsung selama dua hari, 15 – 16 Oktober 2014 .
Menparekrakraf Mari E. Pangestu yang hadir sebagai pembicara utama sekaligus membuka secara resmi konferensi ini mengatakan, program Destination Management Organization (DMO) merupakan program dalam rangka meningkatkan tata kelola destinasi pariwisata untuk mewujudkan nilai attractiveness, competitiveness dan sustainability dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pariwisata.
Konferensi Nasional DMO 2014 kali ini merupakan konferensi nasional kelima, setelah tahun sebelumnya dilaksanakan di Manado – Sulawesi Utara pada 2013, Parapat, Danau Toba – Sumatera Utara pada 2012 dan Labuan Bajo, Flores pada 2011 serta Jakarta pada 2010.
Konferensi nasional dihadiri dari unsur pemerintah daerah, pelaku usaha sektor pariwisata, akademisi, swasta, LSM dan masyarakat yang diwakili oleh Kelompok Kerja Lokal /Local Working Group (LWG) 16 DMO di Indonesia akan berbagi pengalaman dan pengetahuan berbagai pihak dari pembelajaran (learning journey) untuk mendorong percepatan pengembangan DMO di Indonesia.
Hadir sebagai narasumber dalam Konferensi Nasional DMO 2014 antara lain; Alastair Morrison, Ph.D (Swiss Contact), Arif Satria (IPB), Oliver Oehms (GIZ), I Gede Ardika, lintas kementerian (BAPPENAS, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kehutanan, Kementerian Koperasi dan UMKM, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Lingkungan Hidup), Direktur BNI dan Direktur Bank Mandiri.
Pada hari pertama konferensi, seusai paparan dari nara sumber, dilanjutkan dengan expose pencapaian DMO oleh masing-masing fasilitator destinasi. Pada hari kedua, dilakukan product knowledge of DMO dengan melakukan kunjungan ke Soenda Kelapa dengan tema kegiatan “The Voice of Marine: embrace the story of our sailor’s ancestor dan Kampung Cina dengan tema kegiatan “Once upon a time in Glodok Chinatown: where soul the past breathes in the present…”