Dalam beberapa tahun terakhir industri MICE ( Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) semakin berkembang pesat. Untuk melihat prospek bisnis MICE di tahun 2014 maka majalah Venue bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyelenggarakan 6th Indonesian MICE Outlook 2014 di Jakarta.
Kegiatan ini diikuti sekitar 300 peserta dari kalangan Profesional Conference Organizer ( PCO), Profesional Exhibition Organizer ( PEO), hoteliers, venue owner, asosiasi, badan promosi pariwisata daerah dan instansi pemerintahan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 5 & 6 Desember 2014 di Annex Building, Jakarta.
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Rizki Handayani, Direktur Promosi MICE dan Minat Khusus Kemenparekraf yang mewakili Menparekraf Mari Elka Pangestu. Dalam sambutannya, Rizki Handayani menjelaskan bahwa Industri MICE sangat penting dan mempunyai peluang besar untuk dikembangkan di Indonesia.
“Industri MICE mempunyai multiplier effect sangat besar, sayangnya belum banyak daerah yang menyadari potensi ini, “ kata Rizki Handayani. Diharapkan dalam kegiatan MIE Outlook 2014 dapat terjadi transfer knowledge dari para ahli kepada pelaku bisnis MICE.
Menurut pandangan Rizki Handayani, 2014 industri MICE memiliki tantangan yang besar. Persaingan dengan negara tetangga sangat ketat. Selain dengan dukungan budget besar dari pihak pemerintah, negara tetangga telah menawarkan paket-paket MICE dengan harga dan fasilitas yang sangat bersaing.
Keterbatasan jalur penerbangan maskapai nasional yaitu Garuda Indonesia, juga menjadi tantangan selanjutnya. Hal ini menyebabkan kurangnya minat negara lain, terutama yang tidak mempunyai direct flight ke Indonesia untuk datang.
Kendala pengembangan MICE juga terjadi di dalam negeri. Seperti masih adanya peraturan-atau kebijakan yang kurang mendukung sektor MICE. Selain itu banyak pemerintah daerah kurang percaya diri dalam menjual industri MICE di daerahnya, “ Hal ini banyak terlihat dari bahan-bahan promosi daerah yang belum menyajikan paket dan fasilitas penyelenggaraan MICE, “ tambah Rizki.
Selama ini hanya Jakarta dan Bali yang menjadi destinasi MICE berskala besar, terutama dengan jumlah peserta diatas 5000 orang dan pesertanya adalah antar pemerintahan. Salah satu faktor utama pemilihan lokasi adalah keamanan.
Selain itu berbagai faktor lainnya menjadi prasyarat utama suatu tempat atau daerah bisa dikatakan siap untuk menjadi tempat penyelenggaraan MICE. Selain infrastruktur atau fisik suatu tempat atau daerah, faktor sumber daya manusia juga menjadi pertimbangan kesuksesan.
Untuk itu kemenparekraf melakukan beberapa upaya mengembangan MICE di luar Jawa dan Bali. Antara lain mendorong pemerintah daerah memasukkan bidang MICE dalam promosi daerahnya, walaupun masih berskala kecil. Kemudian mendorong terciptanya aliansi pelaku industri MICE di daerah-daerah.
Ada 16 kota besar di Indonesia yang telah dipetakan potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi MICE. Kota-kota tersebut adalah Medan, Padang, Palembang, Batam, Bintan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Balikpapan, Makassar, Manado dan Bali serta Lombok.
MICE Awards dan IPOS
Bersamaan dengan MICE Outlook 2013 , diadakan juga malam penghargaan sebagai apreasiasi kepada insan industri MICE di Indonesia dengan tajuk acara Indonesia MICE Award 2013. Para pemenang ditetapkan melalui dua tahap yaitu pertama melalui pooling kepada kalangan pelaku MICE dan tahap kedua langsung dilakukan penilaian kepada nominator.
Selain itu dalam kegiatan ini juga dilangsungkan Indonesia Profesional Organizer Summit ( IPOS). Dalam kegiatan ini dipertemukan Buyers dan Sellers di industri MICE dalam satu atap dan diikuti sekitar 40 peserta.