Kunjungan Lapangan Pulau Seribu Sebagai Destinasi MICE

Kunjungan Lapangan Pulau Seribu Sebagai Destinasi MICE

ajax loader

Kepulauan Seribu selama ini dilihat hanya dikembangkan sebagai destinasi wisata alam, padahal banyak pulau dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata Meeting Incentive Conference & Event ( MICE). Hal itulah yang diangkat dalam kegiatan Kunjungan Lapangan Destinasi MICE yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata, dengan memilih Kepulauan Seribu sebagai destinasi yang dikunjungi. Para peserta yang merupakan para perwakilan travel agent, anggota dari ASITA Jakarta, diharapkan dapat melihat langsung potensi wisata MICE di kepulauan Seribu dan membuat paket-paket wisata MICE di sana.

Kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat dan Sabtu, 8-9 April 2016 terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama dilakukan Forum Discussion Group (FDG) di Hotel Aston Marina di Hari Jumat. Dilanjutkan pada Hari Sabtu, dilakukan sesi kedua, yaitu kunjungan ke Pulau Putri dan Pulau Pramuka.

Pada hari pertama, kegiatan dibuka secara resmi oleh Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Bidang Pengembangan Segmen Bisnis dan Pemerintahan, Bapak Tazbir. Bapak yang berasal dari Aceh ini menggugah pemda DKI untuk lebih mengembangkan wisata MICE di Kepulauan Seribu. “ Kepulauan Seribu, selama ini masih didominasi wisatawan alam, khususnya para backpacker. Sedangkan sebagai destinasi wisata MICE kurang dikembangkan, “ ujarnya.

FDG

Pada sesi FDG, sebagai pengisi materi adalah Dananjaya Axioma dari fungsional umum Kemenpar dan Fahrurozy Dharmawan dari Fasilitator Destinasi Kepulauan Seribu, serta dimoderatori oleh Hafiansyah Mege dari Kemenpar.

Persoalan – persoalan yang disampaikan para peserta dalam sesi FDG:

Mahal : para penyelenggara tur kadang mengalami kesulitan akibat harga yang mahal untuk menjual paket wisata atau meeting di kawasan Kepulauan Seribu. Terbatasnya daya listrik dan air bersih menjadikan harga paket menjadi tinggi, bahkan bisa lebih mahal dari paket di Bali.

Informasi: Kurang mudahnya masyarakat untuk mendapatkan informasi lengkap tentang wisata di Kepulauan Seribu menjadikan masyarakat lebih memilih berwisata ke destinasi lain. Informasi untuk akses ke pulau, atraksi dan akomodasi, termasuk fasilitas untuk MICE sangat sulit didapat.

Aksesibilitas : Untuk mencapai ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu masih terbatas. Dua pintu masuk utama, pelabuhan Muara Angke dan Marina Ancol hanya dapat dilakukan pada pagi hari dan kembali pada siang dan sore hari. Di Muara Angke fasilitasi transportasi murah tetapi dengan kualitas rendah dan lama di perjalanan. Sedangkan di Marina Ancol, harga kapal cepat 10 x lipat dari harga di Muara Angke.

Sampah: kebersihan pulau, terutama yang berpenduduk masih ada yang kurang terjaga kebersihannya. Apalagi terkadang banyak sampah terbawa arus laut dari Teluk Jakarta.

Dalam FDG tersebut diusulkan beberapa solusi untuk mengatasi masalah yang telah dijabarkan.

Pengembangan transportasi : Perlu inovasi transportasi yang cepat nyaman namun murah. Seperti beberapa jenis transportasi laut yang dapat dimanfaatkan untuk kawasan Kepulauan, seperti katamaran, kapal terbang amphibi dan lain sebagainya, bisa menjadi solusi alternatif transportasi di Kepulauan Seribu.

Energi alternatif : tenaga angin dan tenaga surya bisa menjadi alternatif untuk ketersediaan listrik. Sehingga tidak tergantung solar untuk genset, terutama penerangan bagi resort-resort. Penyulingan air laut menjadi air tawar juga sangat membantu. Kendala air yang biasa terjadi di pulau-pulau kecil dapat diatasi, seperti yang terdapat di Pulau Putri dapat diatasi dengan penyulingan air, sehingga layanan air bersih untuk para tamu resort dapat selalu tersedia.

Penyebaran infomasi: Informasi tentang Kepulauan Seribu sebaiknya tidak hanya terdapat di kantor bupati atau kantor dinas pariwisata, tetapi disebar di masyarakat. Mulai dari bandara hingga mall – mall.

Kunjungan Lapangan

dermaga Pulau Putri

Di hari kedua, dilakukan kunjungan ke Pulau Putri dan Pulau Pramuka. Dengan perjalanan selama 1,5 jam dari Marina Ancol, kunjungan ke Pulau Putri dapat berlangsung dengan lancar. Setelah menikmati santap siang, para peserta bersantai sejenak menikmati pantai dan aquarium tunnel sebagai atraksi di Pulau Putri Resort. Sayang acara kunjungan tidak difasilitasi dengan baik, sehingga peserta mencari informasi sendiri tentang paket-paket MICE di resort yang telah dibuka sejak tahun 1973 itu.

Pulau Putri Resort menyediakan paket meeting lengkap dengan fasilitas peralatan meeting, dengan kapasitas 100 orang. Sedangkan untuk Pulau Pramuka, sebagai ibu kota Kabupaten Kepulauan Seribu, belum mempunyai fasilitas MICE yang lengkap. Sebagai pulau berpenduduk padat, lebih cocok sebagai tempat acara gathering untuk group kecil, dengan memanfaatkan penginapan kelas melati atau homestay-homestay yang banyak tersedia di pulau ini.

Sumber foto utama : Freddy Wally

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *