SOKOLA RIMBA, Kisah Pendidikan di Pedalaman Rimba

SOKOLA RIMBA, Kisah Pendidikan di Pedalaman Rimba

ajax loader

Riri kembali bersama dengan Mira Lesmana menghasilkan suatu karya film yang terinspirasi dari buku dengan judul yang sama – SOKOLA RIMBA (cetakan pertama tahun 2007).

Film ini mengisahkan pengalaman Butet Manurung selama mengajar di Hutan Bukit Duabelas, Jambi. Film ini merupakan bentuk kekaguman dari Riri dan Mira terhadap Butet yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat pedalaman di Indonesia. Butet menceritakan perjuangannya agar masyarakat di pedalaman dapat menghadapi persoalan yang diakibatkan oleh tekanan dunia luar melalui pendidikan.

Riri Riza selaku sutradara SOKOLA RIMBA mengatakan, “Setiap kali berkarya, saya selalu terus berusaha untuk menghasilkan film yang didasarkan pada kisah-kisah nyata yang terjadi di Indonesia, termasuk mengenai berbagai persoalan yang ada dan masih menjadi tantangan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Film SOKOLA RIMBA ini berfokus pada interaksi Butet Manurung sebagai seorang ibu guru, dengan Nyungsang Bungo sebagai salah satu muridnya, yang rela berjalan kaki jauh sekali untuk belajar agar dapat membantu permasalahan yang dihadapi oleh kelompok adatnya”.

poster

Produser film “SOKOLA RIMBA, Mira Lesmana mengatakan, “Kekaguman saya akan kepedulian Butet Manurung terhadap masyarakat marjinal di Indonesia yang kehidupannya kian terdesak oleh arus perubahan dan modernisasi, merupakan alasan terkuat saya untuk memproduksi film ini. Saya sangat berharap, dengan menonton film ini, masyarakat luas dapat lebih memahami kehidupan komunitas adat seperti Orang Rimba serta memberikan pengertian dan perhatian yang dalam kepada mereka agar masyarakat adat bisa tetap menjadi bagian penting dari kehidupan hutan dan keragaman masyarakat Indonesia.”

Sang inspirasi, Butet Manurung mengatakan, ”Sudah lama ini menjadi perenungan panjang saya, untuk menyampaikan pesan ini kepada masyarakat luas. Saya sadar buku saja tidak cukup. Jujur saja, ketika Mira dan Riri datang pada saya, pada awalnya saya takut saya akan menjerumuskan Orang Rimba. Tapi semuanya telah dilakukan dengan baik. Saya sering berdialog dengan Riri dan Mira. Tim saya dan komunitas Orang Rimba, semua juga terlibat dalam proses film yang hasilnya sangat membanggakan. Film ini mengusung cerita dan pesan yang sama dengan yang saya harapkan. Semoga film ini dapat menyampaikan kepada masyarakat luas mengenai perjuangan Orang Rimba dan komunitas-komunitas adat lainnya di Indonesia.”

Film berdurasi 90 menit ini menampilkan Prisia Nasution sebagai Butet Manurung, dibantu oleh aktor lainnya seperti Rukman Rosadi dan Nadhira Suryadi. Film ini menghabiskan waktu kurang lebih 9 bulan dari pra produksi sampai syuting selesai. Untuk mendukung otentisitas, di film ini sengaja  melibatkan anak-anak komunitas Orang Rimba seperti Nyungsang Bungo, Beindah dan Nengkabau sebagai pemeran murid-murid Butet. Gambaran kehidupan komunitas adat berlatar belakang hutan Sumatera yang jarang digambarkan dalam film-film Indonesia, menjadikan film ini berbeda dengan film lainnya.

Film ini rencananya akan hadir di 21 Cineplex dan Blitzmegaplex di seluruh Indonesia mulai 21 November mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *