Nyobeng di Kampung Dayak Sebujit untuk Tolak Bala dan Ucap Syukur Kepada Leluhur

Nyobeng di Kampung Dayak Sebujit untuk Tolak Bala dan Ucap Syukur Kepada Leluhur

ajax loader

Tepat tengah hari Jumat,15 Juni 2018,  ritual adat Nyobeng,  yang merupakan puncak kegiatan International Dayak Bidayuh Festival dilaksanakan. Festival yang dilaksanakan di Desa Hli Buei – Kampung Dayak Sebujit Kecamatan Siding Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat ini merupakan acara tahunan gawai atau pesta adat Dayak Bidayuh. Festival ini tidak hanya dihadiri oleh masyarakat adat Dayak Bidayuh yang ada di Kabupaten Bengkayang, tetapi juga perwakilan masyarakat adat Bidayuh yang ada di Kalimantan Barat dan Sarawak Malaysia.

Ritual Nyobeng (tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia), ritual ini dilaksanakan untuk menyampaikan ucapan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atau Tipaiak’ng (dalam bahasa Bidayuh) serta roh leluhur yang diyakini bersemayam di gunung, hutan dan lembah.

6
Cornelis, ( berkacamata hitam) sedang menjalani prosesi lempar telur

Ritual yang berupa penyambutan tamu adat dan mengorbanan hewan  sebagai penolak bala. Cornelis, mantan Gubernur Kalimantan Barat 2008-2018 yang juga Presiden Majelis Adat Dayak Nasional menjadi tamu adat yang disambut oleh para tetua adat.

Menurut Gunawan, ketua panitia kegiatan ini, alkisah Jaman dahulu ada kelompok adat Dayak yang hidup di hutan berkunjung ke kampung. Namun oleh masyarakat kampung disangka sebagai musuh yang akan menyerang. Namun setelah diadakan dialog, maka diadakan ritual adat untuk menyambut tamu yang berkunjung sekaligus membersihkan segala niat dan roh jahat yang ikut dalam rombongan tamu.

Pertama ritual diawali dengan pengorbanan anak anjing dan anak ayam yang disembelih. Kemudian dilakukan pelemparan telur ayam kampung ke bagian dada para tamu. Diyakini jika telur tidak langsung pecah, berarti ada niat / roh jahat dalam diri tamu tersebut, sebaliknya jika telur langsung pecah, berarti hanya niat baik yang melingkupi tamu tersebut untuk berkunjung.

Telur yang tidak pecah kemudian diberi mantra oleh ketua adat dan dipecahkan, yang juga bermakna mengusir roh jahat atau menghilangkan niat jahat sang tamu.

Selain Cornelis, hadir juga dalam ritual tersebut; Martinus-Ketua DPRD Kabupaten Bengkayang yang juga sebagai ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Bengkayang, Yakobus Luna- Mantan Bupati Bengkayang dan  Kepala Dinas Pemuda, OLahraga dan Pariwisata I Made Putra Negara yang juga mewakili Plt. Bupati Bengkayang Agustinus Naon. Setelah Ritual tersebut, para tamu diarak menuju panggung utama dengan iringan music tradisional.

4
Kadis Peporapar I Made Putra Negara

International Dayak Bidayuh Festival ini berjalan memilik berbagai rangkaian acara mulai tanggal 14-16 Juni 2018. Mulai dari pertunjukkan tari tradisional, atraksi tradisional seperti panjat bambu terbalik, senjata sumpit, potong bambu, peragaan busana tradisional, cuci tengkorak leluhur dan bazar berbagai kerajinan tangan khas Dayak.

 

One thought on “Nyobeng di Kampung Dayak Sebujit untuk Tolak Bala dan Ucap Syukur Kepada Leluhur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *