Lebih dari 2 jam, penonton terbuai dengan rangkaian kata-kata cinta nan puitis dari pertunjukkan musikal “ Cnta Tak Pernah Sederhana” . pertunjukkan dari Titimangsa Foundation bekerjasama dengan PT. Balai Pustaka (Persero) ini dipentaskan pada tanggal 16 dan 17 Maret 2019 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Kurang lebih ada 26 penyair Indonesia yang penggalan karya puisinya dijadikan dialog dalam pementasan ini. Puisi-puisi itu disusun menjadi percakapan atau dialog, nyanyian dan diwujudkan ke dalam tata visual yang indah dan megah, dalam bentuk Konser Musikal.
Konser musikal puisi-puisi cinta bertajuk ‘Cinta Tak Pernah Sederhana’ ini menggambarkan awal mula penciptaan: Awal mulanya adalah kata. Kata-lah, yang membuat kita mengenal dunia. Lalu muncul manusia pertama (Reza Rahardian), yang pengetahuan pertamanya adalah memahami nama-nama (yakni bahasa). Maka manusia pertama itu, sesungguhnya orang yang memahami bahasa. Ia adalah penyair pertama di surga. Lalu ia mengenal cinta, ia kesepian tanpa cinta. Dan munculah perempuan, sang kekasih (Marsha Timothy). Keduanya menjadi sepasang kekasih pertama di surga. Mereka ingin mencintai dengan sederhana, tapi cinta memang tak pernah sederhana, hingga sepasang kekasih itu kemudian turun ke dunia: menyaksikan senja pertama di bumi, saling mencintai dan berpisah.
Di dunia, sang laki-laki menjadi seorang penyair (Teuku Rifnu Wikana) yang mencintai seorang perempuan (, Atiqah Hasiholan) , yang juga mencintai sepenuh hati tetapi ragu. Si penyair merindukan kemerdekaan, tapi apa arti kemerdekaan tanpa cinta? Seperti dalam sajak Rendra: “Kau tak akan pernah mengerti bagaimana kesepianku, menghadapi kemerdekaan tanpa cinta!” Dan penyair itu memperjuangkan cintanya. Tapi cinta mereka tak pernah sederhana. Kerinduan dan kesedihan seperti sepasang kekasih yang saling mencintai. Maka Kau adalah mata, aku airmatamu. Sampai suatu kali, perempuan itu ditangkap, karena dituduh berdosa, dan kemudian meninggal dunia.
Selain itu ada juga Chelsea Islan berperan sebagai malaikat yang menjadi pengantar dalam penggalan isah, dari awal hingga akhir., Sita Nursanti berperan sebagai pengagum penyair dan Butet Kartaredjasa sebagai teman sang penyair.
Menghadirkan pula sutradara dan aktor teater kawakan Wawan Sofwan dan Iswadi Pratama dan penyair Warih Wisatsana yang akan berperan sebagai Narator. Kemudian penyanyi yang sudah tidak diragukan lagi kemampuannya dalam genre nyanyian masing-masing Daniel Christianto, Sruti Respati, Heny Janawati, dan pemain harpa Indonesia Maya Hasan.
Pementasan konser musikal ini merupakan kolaborasi antara Happy Salma sebagai Produser, Agus Noor sebagai Sutradara dan Penulis Naskah, Iskandar Loedin sebagai Penata Artistik, Aktris Handradjasa sebagai penata rias dan Hagai Pakan sebagai penata kostum. Pemain-pemain dalam pementasan ini hampir semua bernyanyi dengan diiringi musik yang indah dari Penata Musik Bintang Indrianto dan koreografi menawan garapan Koreografer Josh Marcy.
Pementasan kali ini menampilkan sesuatu yang berbeda dari biasanya karena adanya sebuah kolaborasi antara seni pertunjukan dengan fashion. Pemain dalam pementasan ini akan mengenakan busana yang khusus dibuat oleh designer Biyan dan menggunakan kain tenun Baron.